Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Jelang Pilpres, Ini Saran Reliance Sekuritas Buat Investor

        Jelang Pilpres, Ini Saran Reliance Sekuritas Buat Investor Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Wilson Sofan, Direktur Pengembangan Bisnis?PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk (RELI) memberikan prediksinya tentang perkembangan pasar menjelang Pemilihan Umum Legislatif dan Presiden 2019 yang akan digelar 17 April mendatang.

        Di tengah tahun politik saat ini,?Wilson memberi saran agar investor selektif dan benar-benar mencermati perkembangan pasar.

        "Menyikapi kondisi politik pilpres yang akan mewarnai iklim investasi di tahun ini, memang harus selektif, tidak hanya dalam memilih saham, tetapi juga dalam menentukan entry point,"?saran?Wilson melalui keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat (25/1/2019).

        Menurutnya, secara siklus setiap periode pemilihan presiden, market cenderung sepi, terutama mendekati detik-detik pemilu. Pada periode ini, investor disarankan untuk mengurangi leverage karena biasanya volatilitas akan menurun, terutama bagi investor-investor jangka pendek.

        Namun, setelah puncak acara pesta demokrasi berakhir, biasanya volatilitas dan likuiditas pasar akan kembali bangkit. Jadi, untuk investor jangka panjang dengan time horizon lebih dari satu tahun bukan masalah untuk memiliki posisi.

        "Selanjutnya adalah tinggal bagaimana kondisi makro-global dan domestik yang akan mendorong pergerakan pasar. Secara global, kondisi Amerika Serikat yang sudah mulai memasuki titik overheat yang diperkirakan akan berpuncak di kuartal III 2019, akan menjadi faktor yang menguntungkan bagi pasar emerging, salah satunya Indonesia," jelas dia.

        Kondisi ini diperkirakan akan semakin mengurangi potensi The Fed untuk meningkatkan suku bunga acuan, bahkan dapat cenderung mengarah pada penurunan selepas kuartal III 2019.

        "Dari hal ini pun kita dapat berasumsi bahwa animo Bank Indonesia (BI) untuk meningkatkan suku bunga akan berkurang. Kondis ini yang akan kembali meningkatkan gairah investasi di pasar saham dan obligasi," ujarnya.

        Untuk sentimen tambahan dari makro-domestik, tentunya adalah kebijakan pemerintahan yang baru atau yang baru diperpanjang. Jika kebijakannya pro terhadap pasar, tentunya akan semakin memberikan dorongan positif bagi pasar.

        Ia memprediksi BI mungkin akan mulai mempertimbangkan penurunan suku bunga paling tidak di semester II 2019, dan jika terealisasi, maka arus investasi ke pasar modal akan kembali deras.

        "Namun, tentunya pada kondisi ini ada beberapa saham yang cenderung defensif, kami masih melihat sektor consumer goods sebagai salah satu sektor yang defensif terhadap kondisi yang mewarnai tahun ini," jelasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: