Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Duh, Kenaikan Harga Tiket Pesawat Pengaruhi Pertumbuhan Ekonomi

        Duh, Kenaikan Harga Tiket Pesawat Pengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Palangka Raya -

        Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Tengah mengharapkan kenaikan tiket pesawat tidak sampai mendekati ataupun melebihi ambang batas atas, karena sangat berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi di wilayah itu.

        "Kami akan menyurati Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) untuk menyoroti permasalahan tarif tiket pesawat. Kami tidak ingin harga tiket pesawat itu membuat pertumbuhan ekonomi di Kalteng menurun signifikan," kata Kepala Seksi Angkutan Dinas Perhubungan Kalteng Terjo Piu di Palangka Raya, Selasa (5/2/2019).

        Baca Juga: Tiket Pesawat Mahal, Penumpang Babel Beralih ke Angkutan Laut

        Pihaknya juga meminta operator maskapai penerbangan dan Kementerian Perhubungan Republik Indonesia rencananya akan disurati untuk menyikapi mahalnya tiket pesawat tersebut.

        Menurut dia, pengguna pesawat udara dari dan menuju provinsi Kalteng terus mengalami peningkatan. Sebab, sekarang ini pesawat udara sudah menjadi kebutuhan masyarakat bepergian ke berbagai daerah di nusantara ini.

        "Mengenai apakah kenaikan tarif tiket pesawat tersebut apakah mempengaruhi jumlah pengguna, kami belum memiliki data. Tapi pada dasarnya kami berharap ada solusi terbaik supaya kenaikan tiket pesawat bisa diatasi," kata Terjo.

        Baca Juga: Kenaikan Harga Tiket Pesawat, Darmin Berkilah: "Itu Musiman Aja"

        Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kalteng, frekuensi penerbangan pesawat selama Desember 2018 mengalami menurun sekitar 2,24 persen. Penerbangan selama Desember di Kalteng berkisar 1.836 kali, sedangkan pada November 2018 mencapai 1.878 kali.

        Kepala BPS Kalteng Yomin Tofri mengatakan potensi layanan arus lalu lintas penumpang secara keseluruhan relatif masih rendah. Hal ini terlihat dari rata-rata aktivitas penumpang hanya sekitar 169.857 orang per bulan, yang terdistribusi melalui tiga bandar udara utama di Kota Palangka Raya, Pangkalan Bun, dan Sampit.

        "Dari keseluruhan jumlah penumpang selama Desember 2018 kemarin, layanan aktivitas penumpang masih didominasi oleh Bandara Tjilik Riwut. Aktivitas penumpang yang juga cukup tinggi melalui Bandara Iskandar Pangkalan Bun dan terakhir Bandara H Asan Sampit," demikian Yomin.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Clara Aprilia Sukandar

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: