Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Harga Karet di Mesuji Anjlok Jadi Rp6 Ribu Per Kg

        Harga Karet di Mesuji Anjlok Jadi Rp6 Ribu Per Kg Kredit Foto: WE
        Warta Ekonomi, Mesuji -

        Harga getah karet di tingkat petani di Kabupaten Mesuji Lampung, Provinsi Lampung, anjlok ke angka terendah dalam enam tahun terakhir, dan harga komoditas itu kini hanya Rp6.000 per kg.

        "Harga karet basah Rp6.000 per kg, sementara harga karet kering Rp7.500 per kg," kata Teguh, petani karet di Desa Simpang Pematang Kecamatan simpang pematang, Kabupaten Mesuji, Lampung, Minggu (10/02/2019).

        Menurutnya, dalam enam tahun terakhir, saat ini harga karet menyentuh harga paling rendah sehingga merugikan petani setempat. Pasalnya, beban biaya perawatan perkebunan karet tidak sebanding dengan pendapatan.

        Menurut dia, petani karet terpuruk dengan harga getah karet sekarang karena pendapatannya menurun, padahal produksi karet lagi meningkat volumenya di musim hujan.

        Petani karet lainnya, Srianti, mengaku bahwa harga getah karet sekarang tidak mampu menutup biaya perawatan kebun, seperti mengganti biaya tenaga penyadap karet.

        "Tidak ketemu hitungannya kalau harga cuma Rp6.000 per kg, harapan petani minimal Rp10.000 per kg," tambahnya.

        Ia juga mengharapkan pihak terkait dapat membantu petani untuk menstabilkan harga karet yang saat ini masih menjadi andalan tumpuan pendapatan petani dari sektor perkebunan di Mesuji Lampung.

        Anjloknya harga karet sudah berlangsung selama enam tahun terakhir pada kisaran Rp7.500 per kg, namun harga saat ini pada titik paling rendah. Hal itu akan memudarkan minat petani menanam pohon karet.

        Ia menambahkan pada saat harga Rp7.500 banyak petani yang merombak tanamannya diganti dengan tanaman lain yang lebih menghasilkan, apalagi sekarang yang hanya Rp6.500 per kilogram.

        "Banyak petani karet beralih menanam komoditas lain, khususnya tanaman singkong karena lebih menghasilkan," katanya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Lestari Ningsih

        Bagikan Artikel: