Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Indonesia Miliki Potensi Besar di Sektor Industri Karet

Indonesia Miliki Potensi Besar di Sektor Industri Karet Kredit Foto: Antara/Abriawan Abhe
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan Indonesia memiliki potensi besar di sektor industri karet dengan produksinya yang diperkirakan mencapai 2,26 juta ton pada tahun 2024.

Indonesia sendiri menempati posisi kedua dunia sebagai negara penghasil karet, sehingga Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya mengembangkan industri agar bisa lebih berdaya saing global. 

Baca Juga: Investasi Besar, Dampak Sosial Masih Minim: ESG Jadi PR Tambang Nikel Indonesia

"Langkah strategis yang dapat kita lakukan adalah memperkuat program hilirisasi serta meningkatkan produktivitas sektor industri pengolahan karet nasional," ucapnya, dikutip dari siaran pers Kemenperin, Selasa (14/10).

Menperin mengemukakan, salah satu kunci peningkatan produktivitas industri pengolahan karet adalah pengembangan kompetensi sumber daya manusia (SDM). 

“Mereka diharapkan dapat terampil agar sesuai dengan kebutuhan industri saat ini dan adaptif terhadap perkembangan teknologi modern sehingga bisa menghasilkan produk yang inovatif dan kompetitif,” tuturnya.

Sebagai tindak lanjut, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin terus memperluas kerja sama dengan berbagai pihak, baik mitra dalam maupun luar negeri, untuk menyelenggarakan program pengembangan SDM industri, termasuk untuk sektor pengolahan karet.

Pada Jumat (10/10), BPSDMI melalui Politeknik ATK Yogyakarta membuka Kelas Inagurasi Luban-Mozi College, hasil kolaborasi dengan Sailun Group dan Qingdao Technical College (QTC). Sailun Group merupakan produsen ban modern asal Tiongkok, sementara QTC adalah lembaga pendidikan vokasi di Kota Qingdao, Provinsi Shandong, yang menjadi kampus model nasional di Tiongkok.

Melalui program ini, Sailun Group dan QTC memberikan beasiswa kepada 10 mahasiswa Politeknik ATK Yogyakarta untuk menempuh studi di QTC selama satu semester. Para penerima beasiswa memperoleh fasilitas asrama, biaya hidup, serta tiket perjalanan pulang-pergi (PP) yang seluruhnya ditanggung oleh pihak Sailun Group dan QTC.

Selama di Tiongkok, mahasiswa juga akan menjalani praktik kerja industri (prakerin) di Sailun Manufacturing Qingdao, dan setelah lulus, mereka akan langsung direkrut bekerja di PT Sailun Manufacturing Indonesia. Selain itu, delapan mahasiswa lainnya berkesempatan melaksanakan prakerin di Sailun Group Demak.

Kepala BPSDMI Masrokhan menegaskan bahwa kerja sama ini merupakan langkah konkret dalam menyiapkan tenaga kerja industri yang kompeten dan berdaya saing. 

“Kami berharap kerja sama ini dapat dikembangkan lebih lanjut, tidak hanya pada aspek pemagangan dan penyerapan tenaga kerja, tetapi juga mencakup pengembangan kurikulum yang relevan, pengenalan bahasa dan budaya Tiongkok, peningkatan kapasitas dosen, serta penguatan sarana dan prasarana pembelajaran,” ungkapnya.

Kelas industri ini berlangsung selama satu semester, yakni mulai September 2025 hingga awal Februari 2026. Program tersebut merupakan batch pertama dari kerja sama Kemenperin dengan Sailun Group dan QTC, dengan harapan akan terus berlanjut setiap tahun.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

Advertisement

Bagikan Artikel: