Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengingatkan seluruh elemen masyarakat untuk mewaspadai peningkatan serangan siber menjelang Pemilu 2019. Terlebih, sejarah mencatat bahwa serangan siber selalu menghantui pelaksanaan pesta demokrasi, baik itu di Indonesia maupun di belahan negara lain.?
Deputi Bidang Identifikasi dan Deteksi BSSN, Irjen Pol Dharma Pongrekun, mengungkapkan jangankan Indonesia, negara-negara besar lainnya pun menghadapi ancaman serangan siber pada pemilu. Di antaranya yakni Jerman, Perancis, Amerika Serikat dan Ukraina. Adapun pemilu di Indonesia sudah menghadapi serangan siber sejak 2004.?
Berdasarkan data BSSN, serangan siber pertamakali teridentifikasi dalam pemilu maupun pilkada di Indonesia terjadi pada 2004. Kala itu, ada hacker yang dilaporkan meretas hasil tabulasi nasional pada website Komisi Pemilihan Umum (KPU). Selanjutnya, serangan siber dengan berbagai modus terjadi dan bahkan semakin marak menjelang Pemilu 2019.?
"Ya mulai dari 2004 itu ada serangan siber, modelnya memasukkan kode ke halaman website dan kemudian mendapatkan akses ke basis data yang lalu mengubah tampilan website (KPU)," ucap Dharma, saat sesi pemaparan materi dalam Rapat Koordinasi Nasional Kewaspadaan Nasional untuk Pemantapan Penyelenggaran Pemilu 2019 di Kota Makassar, Selasa (12/2/2019).?
Masih merujuk data BSSN, teror serangan siber pada 2018 juga pernah terjadi berupa telepon teror dan upaya log-in ke aplikasi messenger anggota KPU. Teranyar, pada 2019 atau tahun ini, BSSN sempat mendeteksi adanya deface situs KPU Pusat oleh hacker khatulistiwa. Selain itu, juga ada serangan siber KPUD Kabupaten Padang Lawas oleh CH4OS PH4NT30N.?
Baca Juga: Situs Pemilu Tak Aman 100%? Ini Penjelasan BSSN
Merespons maraknya serangan siber ke KPU, Dharma mengungkapkan BSSN tidak tinggal diam. Pihaknya bahkan telah menyiapkan berbagai upaya, mulai dari identifikasi hingga pemulihan. BSSN bahkan membuat gugus tugas penguatan keamanan teknologi informasi KPU. Itu terdiri dari tim monitoring keamanan siber hingga tim keamanan jaringan dan komunikasi data.?
Dharma mengimbuhkan untuk menghadapi Pemilihan Presiden dan Pemilihan Legislatif 2019, BSSN sudah mengidentifikasi ancaman siber yang akan menyerang. Serangan siber itu bisa berwujud upaya peretasan maupun upaya pelemahan dengan target sistem infrastruktur teknologi informasi penyelenggara pemilu. Juga bisa saja menyasar peserta pemilu maupun peserta kampanye.?
Ketua KPU RI, Arief Budiman, membenarkan maraknya serangan siber ke lembaga negara yang dipimpinnya. Bahkan, ia menyebut teror serangan siber ke penyelenggara pemilu terjadi setiap hari. Arief sendiri mengaku pernah menjadi korban, dimana hacker menyabotase akun media sosial Facebook miliknya. Tidak hanya itu, akun surat elektronik miliknya juga sempat diretas.?
Baca Juga: Fahri Tantang KPU Biarkan Kedua Calon 'Berantem'
"Tantangannya memang luar biasa. Serangan (siber) ke KPU itu tiap hari ada yang serang. Makanya, tiap hari juga kita terus koordinasi dengan BIN, BSSN, Polri dan Kemendagri. Kita bahkan turut menggandeng asosiasi pengelola jasa internet dan juga sejumlah platform media sosial," pungkasnya.??
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Vicky Fadil