PT Wijaya Karya (Persero) tbk (WIKA) bergerak cepat membangun infrastruktur jalan dan jembatan gantung untuk penanganan darurat bencana virus campak dan gizi buruk di Distrik Agats, Kabupaten Asmat, Provinsi Papua Barat.
Beratnya medan dan bentang alam di wilayah itu, berimplikasi pada proses pembangunan infrastruktur. Namun hal tersebut tidak menyurutkan untuk terus menyelesaikan proyek kemanusian tersebut.
Baca Juga: Banyak Peminat, Wika Usulkan Aturan Produk Perpetual ke OJK
Manajer Proyek Pembangunan Infrastruktur Jalan dan Jembatan, Eko Suranto Putro, menyebut setidaknya ada tiga hal yang menjadi tantangan mendasar dan harus dijawab solutif agar proyek ini dapat selesai sesuai target.
"Pertama, kondisi tanah rawa yang dijumpai di hampir seluruh daerah ini, membuat pemenuhan kebutuhan air bersih menjadi sangat sulit," ujarnya seperti rilis WIKA ke wartaekonomi.co.id di Jakarta, Sabtu 23 Februari 2019.
?
Kemudian, tantangan berikutnya yang dihadapiadalah bagaimana diperlukannya effort untuk mendistribusikan material beton precast sejak diproduksi di PPB WIKA Beton Pasuruan sampai ke area Asmat.
Ketiga, dalam hubungannya dengan distribusi beton precast dari PPB WTON Pasuruan menuju titik nol lokasi pemasangan dengan memanfaatkan sungai sebagai penghubung. Namun demikian, sungai di wilayah itu memiliki draf atau kedalaman yang rendah dan sangat terpengaruh terpengaruh arus pasang surut.
"Sehingga hanya kapal bermuatan kecil saja yang bisa masuk," katanya.
?
Untuk menyelesaikan masalah tersebut, lanjut Eko, manajemen proyek mencari jalan keluar. Bahkan menstimulan lahirnya kreativitas-kreativitas baru di tengah keterbatasan. Misalnya, penyediaan air bersih terkait pengecoran beton.
"Manajemen proyek dengan cekatan membuat bak-bak, kolam penampungan air hujan yang tersebar merata di lokasi proyek. Selain itu, sebagai alternatif, tim juga akan melakukan pembelian air bersih di distrik lain menggunakan kapal kayu," jelasnya.
?
Melalui kerja sama dengan ekspedisi kapal kargo berkapasitas 2.400 ton, langsung menuju Pelabuhan Agats. Setelah tiba, material precast dipindahkan terlebih dahulu ke LCT (landing craft tank), kemudian masuk ke sungai menuju area pekerjaan.
Pembongkaran dilakukan tidak menggunakan waktu normal sebagaimana pembongkaran barang pada umumnya. Mengingat dan mempertimbangkan material precast memiliki bobot yang berat, maka untuk memudahkan proses pemindahannya dilakukan saat kondisi sungai pasang yaitu pada rentangjam 2 dini hari.
?
Untuk mekanisme langsir precast dengan bobot yang berat ke area pemasangan di tanah yang lunak. Manajemen Proyek WIKA menerapkan dua metode efektif. Pertama, untuk area yang kosong tim WIKA menggunakan excavator. Kedua, tim proyek berinisiasi membuat portal baja yang dapat beroperasi pada rel baja (rel dijepit pada tiang yang sudah terpancang).
Menurut Eko, pembangunan yang dilakukan di pedalaman Asmat, menunjukkan kiprah WIKA membangun Indonesia adalah nyata. Melalui pembangunan secara merata di daerah tertinggal, terluar, dan terdepan seperti di Kabupaten Asmat, WIKA sejatinya menggerakan masyarakat setempat untuk lebih mandiri, berdaya saing, bersinergi sehingga kelak dapat berdikari.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim