Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ibu Kartini, Wanita Pengusaha di Asia Belum 100% Emansipasi, Bu...

        Ibu Kartini, Wanita Pengusaha di Asia Belum 100% Emansipasi, Bu... Kredit Foto: Unsplash/Rawpixel
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Asia disebut sebagai pusat pertumbuhan dalam ekonomi global modern. Dalam beberapa tahun terakhir, benua ini telah menyaksikan pertumbuhan ekonomi yang kuat, didorong oleh reformasi ekonomi yang berfokus pada pasar yang mendukung kewirausahaan.

        Dengan peran perempuan yang semakin signifikan dalam skenario politik dan sosial-ekonomi saat ini, serta legitimasi mereka dalam menjalankan kegiatan bisnis, telah terjadi pertumbuhan eksponensial dalam jumlah perempuan pengusaha.

        Baca Juga: Gile! Berusia 27 Tahun, Wanita Ini Berhasil Dirikan Startup Valuasi $1 Miliar

        Dengan begitu, masuknya perempuan dalam dunia kewirausahaan semakin dianggap sebagai salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi dan pembangunan berkelanjutan, bersama dengan pemberdayaan ekonomi perempuan.

        Kisah Pertumbuhan

        Selama beberapa tahun terakhir, Asia Pasifik telah menyaksikan menjembatani kesenjangan kesenjangan gender di tengah peluang ekonomi, dengan jumlah kontribusi $4,5 triliun yang diproyeksikan untuk menambah pertumbuhan domestik bruto pada tahun 2025.

        Hal ini menandakan pertumbuhan fenomenal yang baru-baru ini terjadi diamati dalam perempuan di kewirausahaan, dengan semakin banyak perempuan mengejar karier mereka ke arah sini.

        Dengan pertumbuhan yang begitu cepat, benua secara bertahap membuka jalan menuju pencapaian salah satu program tahun 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan, yaitu pemberdayaan ekonomi perempuan.

        Baca Juga: 3 Wanita Top Pimpin Startup Unicorn di Asia Pasifik

        Sementara pertumbuhan yang fenomenal telah disaksikan selama beberapa tahun terakhir, ada beberapa tantangan utama yang membatasi perempuan dalam kewirausahaan dan ekspansi lebih lanjut di Asia. Dengan secara efektif mengatasi kesenjangan kebutuhan dan semua kendala demografis, sosial, ekonomi, politik dan hukum serta memanfaatkan semua peluang, prospek pertumbuhan dan kemakmuran di tengah perempuan wirausaha di Asia yang enggak terbatas.

        Tantangan Utama

        Perempuan di Asia masih belum dapat sepenuhnya menggunakan hak-hak mereka untuk pekerjaan yang layak dan pekerjaan yang produktif, dengan sebanyak 23 persen kesenjangan gender dalam partisipasi angkatan kerja di wilayah tertentu.

        Selain itu, mereka memiliki akses terbatas atau tidak sama sekali ke pendidikan berkualitas dan pengembangan keterampilan, sumber daya keuangan atau modal sosial, jika dibandingkan dengan laki-laki seusia mereka. Rintangan-rintangan ini selanjutnya dilengkapi dengan norma sosial dan budaya yang gigih dan diskriminatif.

        Baca Juga: Kerugian Startup Tanpa Ada Wanita di Dalam Timnya

        Ada pula beberapa hambatan hukum dan peraturan di seluruh benua yang menghambat kemampuan perempuan untuk memulai bisnis. Bahkan, ketika undang-undang menjamin hak yang sama, norma sosial konvensional yang bersifat diskriminatif dapat mencegah perempuan dari menikmati hak kewirausahaan mereka.

        Peluang untuk Upaya Wirausaha Masa Depan

        Untuk mengatasi tantangan yang dihadapi dan memanfaatkan peluang di segmen wirausaha perempuan, bisnis, pemerintah, dan masyarakat sipil di Asia perlu memastikan pendidikan dan pengetahuan teknis yang lebih baik, dan mendukung serta memengaruhi perkembangan komprehensif perempuan.

        Baca Juga: 2019, Beragam Gender di Perusahaan Jadi Sorotan, Gimana Caranya?

        Asia memiliki pendorong pembangunan yang luas, dinamis, dan sangat berdampak besar yang sebagian besar masih belum tersentuh oleh para perempuan. Oleh karena itu, dengan secara efektif mengatasi semua tantangan melalui keterlibatan pemerintah yang lebih dalam, penguatan kerja sama regional, akses yang lebih mudah ke konektivitas dan sumber daya yang maju.

        Lalu, dengan kerja sama keuangan, dan integrasi pasar yang lebih baik, benua ini dapat secara efektif menyampaikan Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan. Dan selanjutnya, solusi ini secara progresif akan membantu membentuk masa depan perempuan kewirausahaan yang makmur di Asia.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Clara Aprilia Sukandar
        Editor: Clara Aprilia Sukandar

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: