Jejak.in, startup baru bidang lingkungan, memanfaatkan teknologi canggih, meliputi drone, satelit, dan artificial Intelligence (AI) untuk mengidentifikasi lingkungan. Aktivitas ini sangat bermanfaat bagi banyak bisang bisnis, jaminan reklamasi (jamrek) di industri tambang hingga pengurangan emisi karbon.
Salah satu proyek yang telah berhasil dilakukan oleh Jejak.in adalah penanaman pohon di hulu Sungai Citarum, yang dilakukan bersama Danone Aqua. Dalam proyek tersebut, Jejak.in menggunakan media baru untuk membuat kegiatan pencatatan dan pengolahan data tanaman sehingga menjadi lebih efisien.
Tidak hanya pencatatan data tanaman, menurut Arfan Arlanda, CEO Jejak.in, kegiatan tersebut juga dapat dilakukan untuk jamrek. Menurutnya, dalam sebuah kewajiban jamrek, ada banyak aturan yang harus dipenuhi oleh sebuah perusahaan. Hal itu akan sangat sulit dilakukan tanpa perencanaan yang tepat.
"Sebuah perusahaan bahkan memiliki divisi khusus dengan tim yang sangat besar hanya untuk menangani jamrek," ujar Arfan.
Baca Juga: Investasi AI di Perusahaan Anda Belum Membuahkan Hasil? Sabar, AI Permainan Jangka Panjang!
Dalam kegiatan reklamasi, masalah utamanya adalah perusahaan tidak mempunyai alat untuk memberikan laporan ke pemerintah tentang progresnya. Sebab, dalam kegiatan reklamasi, ada parameter yang sangat detail, misalnya jarak tanam pohon dan lain-lain. Untuk melakukan itu, sebelumnya perusahaan menggandeng mitra untuk membuat sampling, yang dilakukan secara periodik. Tapi, hasilnya tidak ada alignment?dari periode sebelumnya bagaimana.
"Dan bagaimana mempresentasikan hasilnya ke manajemen atau pemerintah, di situ kami dapat membantu dengan memberikan dashboard laporan yang komprehensif," jelas Arfan.
Diakui Arfan, kerja sama dengan Danone?Aqua di Citarum adalah sebuah proyek corporate social responsibility (CSR). Namun, Danone Aqua juga menggunakan platform Jejak.in untuk seluruh lokasi pabriknya di Indonesia. Secara bisnis, bidang apa pun yang membutuhkan efisiensi dan sustainability bisa digarap. Termasuk kota, seperti Jakarta dan Bandung, semua infrastrukturnya memakan biaya, misalnya lampu jalan.
Dengan menggunakan Jejak.in, emisi karbon yang dikeluarkan?dapat diketahui?dan kemudian diberikan rekomendasi untuk melakukan pengurangan emisi di sektor tertentu dengan menggunakan AI.
Satu lagi yang mempunyai potensi besar adalah carbon credit. Carbon credit adalah?perizinan yang memungkinkan negara-negara atau perusahaanmenghasilkan sejumlah emisi karbon yang dapat diperjualbelikan jika batas toleransinya tidak digunakan. Mengurangi emisi karbon ini juga harus diterapkan untuk kota-kota yang menyumbang emisi, terutama kota metropolitan seperti Jakarta.
"Kami berfokus dalam memberikan solusi sustainable and efficient business, yang akhirnya berdampak baik terhadap lingkungan hidup," ujarnya.
Baca Juga: Ini Alasan Pengembangan AI di Indonesia Belum Maksimal
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Agus Aryanto
Editor: Rosmayanti