Sudah sejak 2017 lalu, Bukalapak memulai ekspansi bisnisnya yang secara khusus menyasar warung-warung kecil sebagai mitra usahanya. Hingga akhir 2018 lalu, sedikitnya 500.000 warung dan 700.000 lebih usaha mikro tanpa warung berhasil digandeng sebagai mitra.
Konsepnya, warung-warung dapat memfasilitasi masyarakat yang ingin membeli barang di Bukalapak, namun terkendala oleh satu dan lain hal sehingga tidak bisa bertransaksi sendiri. Warung-warung tadi yang kemudian membantu dengan mentransaksikan pembelian barang sesuai kebutuhan pelanggan. Selain itu, pelanggan juga bisa membeli produk-produk dengan harga diskon dengan syarat, barangnya harus diambil dari warung tersebut.
"Nah konsep bisnis untuk warung-warung ini terus coba kami kembangkan sedemikian rupa sehingga ke depan bisnis online atau pun offline ini semata-mata hanya option channel saja yang hidup dalam satu ekosistem yang tidak lagi terpisah. Jadi, ke depan bisa benar-benar menyatu," ujar Co-Founder sekaligus Presiden Bukalapak, Fajrin Rasyid kepada Warta Ekonomi akhir pekan kemarin.
Salah satu rencana pengembangan yang disiapkan, menurut Fajrin, adalah mengoneksikan jaringan warung-warung ini dengan puluhan juta produk usaha kecil dan menengah (UKM) yang selama ini telah dijual di Bukalapak. Dengan demikian, kedua kelompok besar pelaku mikro-ekonomi ini bisa saling bekerja sama dan saling memberi manfaat dalam sebuah ekosistem bersama.
Baca Juga: Diramal Jadi Decacorn, Ini Jawaban Bukalapak
"Yang ada dalam bayangan kami, ke depan mungkin bisa saja jaringan warung-warung ini juga mengambil suplai barangnya dari UKM-UKM pelapak kami. Jadi, misal warung-warung di Bogor selain menjual produk-produk dari produsen besar, dia juga jualan talas bogor hasil produksi UKM di sekitar sana. Warung-warung di Bandung juga jualan cilok, misalnya. Atau (warung-warung) yang di Surabaya juga berjualan almond crispy gitu. Jadi, keberadaan mereka saling menguatkan," tutur Fajrin.
Selain itu, lanjut Fajrin, pihaknya juga telah merintis kerja sama dengan sedikitnya seratusan produsen besar untuk dapat menghasilkan konsep distribution channel baru yang lebih efektif dan efisien.? Caranya adalah dengan memungkinkan para pemilik warung tadi untuk langsung memesan suplai barang melalui Bukalapak.
"Sehingga kalau biasanya mereka (pemilik warung) harus menunggu sales-nya datang atau beli di distributor, kini mereka bisa pesan ke produsennya langsung. Selain murah, juga proses datang barang bisa lebih cepat. Sedangkan untuk produsen, sistem baru ini sekaligus menawarkan insight. Mereka yang tadinya tidak tahu persis kondisi pasar, kini mereka secara akurat bisa dapat data bahwa warung A di ujung Bandung biasa stok barang per karton tiga hari habis. Warung B ini penjualan paling kenceng, per hari bisa habis tiga karton dan sebagainya. Dari data yang lebih akurat ini mereka bisa olah lagi menjadi berbagai macam kebijakan. Jadi, arah bisnisnya ke sana," tegas Fajrin.
Baca Juga: Bukalapak Tidak Berencana IPO?
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Taufan Sukma
Editor: Rosmayanti