PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) atau Adira Finance memutuskan untuk membayarkan dividen tunai sebesar Rp908 miliar atau Rp908 per lembar saham yang merupakan 50% dari laba bersih perusahaan untuk tahun buku 2018.
Pembayaran dividen ini akan dilakukan pada tanggal 30 April 2019. Adira Finance telah konsisten dalam memberikan apresiasi atas dukungan para pemegang saham. Dalam RUPST juga memutuskan untuk menyisihkan Rp18,2 miliar atau 1% dari laba bersih dan menambah cadangan umum sesuai undang-undang perseroan terbatas.
Baca Juga: Wow, Adira Finance Lunasi Cicilan 100 Konsumennya
Tahun ini, Adira Finance membidik kenaikan pembiayaan sektor otomotif sebesar lima hingga 10% menyusul pertumbuhan sebesar 8% pada produk pembiayaan sepeda motor dan 7% pada produk pembiayaan mobil pada 2018.
"Peningkatan pembiayaan pada 2018 selain membantu pertumbuhan juga menjadi momentum transformasi kami yang terus berlanjut. Target kami secara total tahun ini pertumbuhan lima hingga 10%," kata Direktur Utama Adira Finance, Hafid Hadeli.
Dirinya menjelaskan total pembiayaan otomotif mencapai Rp38,2 triliun dengan komposisi 54% untuk produk pembiayaan sepeda motor, kemudian 44% untuk produk pembiayaan mobil dan 2% untuk alat elektronik sepanjang 2018.
"Komposisi pinjaman ke konsumen untuk kredit mobil sebesar 52%, pembiayaan motor 47%, dan sisanya elektronik," ujarnya.
Hafid juga menjelaskan komposisi pembiayaan untuk kendaraan baru mendominasi sebesar 66,7% berbanding 33,3% untuk kendaraan bekas. "Persentase pada kategori kenderaan baru dan bekas itu tidak ada perubahan yang signifikan karena tim yang mengerjakan produk sama-sama 'berlari kencang'," katanya.
Sementara untuk pembiayaan syariah, lanjutnya, perseroan menargetkan pertumbuhan 5%-10%. Per 2018, portofolio pembiayaan melalui syariah berkisar 5% dari total pembiayaan yakni Rp1,76 triliun. Menurut Hafid, jumlah tersebut masih minus dibanding tahun sebelumnya. Namun data year to date menunjukkan tren positif di mana per Februari 2019, pembiayaan syariah tercatat Rp267 miliar.
"Itu kita tumbuh dua kali lipat secara year on year, tumbuh 116%," paparnya.
Direktur Keuangan Adira Finance, I Dewa Made Susila menyampaikan penurunan terjadi karena pembiayaan syariah belum memiliki keunggulan yang kompetitif. Meski tren pricing syariah terpantau terus membaik.
"Saya tekankan secara ekonomi, pricing-nya syariah sudah sama dengan konvensional," katanya.
Partner Sindikasi Konten: Okezone
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: