Inflasi, inflasi, dan inflasi, itulah topik yang sedang hangat diperbincangkan akhir-akhir ini. Terlebih lagi, inflasi dianggap sebagai salah parameter untuk menggambarkan kondisi perekonomian dari suatu negara.
Inflasi secara sederhana dimaknai sebagai kenaikan harga barang dan jasa yang terjadi selama periode waktu tertentu. Dalam mengukur inflasi, ada dua indikator yang paling umum digunakan, yaitu indeks harga konsumen (IHK) dan inflasi inti (core inflation).
Baca Juga: Apa Itu Inflasi?
Sebenarnya, baik IHK maupun inflasi inti keduanya hampir serupa. Hanya saja, dalam inflasi inti, sektor makanan dan energi tidak masuk ke dalam perhitungan. Dengan demikian, inflasi inti adalah perubahan harga barang dan jasa di luar sektor makanan dan energi.
Memasuki tahun 2012, dalam mengukur inflasi inti, The Federal Reserve (The Fed) mulai beralih dari yang sebelumnya menggunakan IHK menjadi indeks harga belanja personal (PCE). Peralihan tersebut dilatarbelakangi oleh sifat PCE itu sendiri yang tidak terpengaruh oleh perubahan harga dalam jangka pendek sebagaimana halnya IHK yang sangat fluktuatif.
Mengapa sektor makanan dan energi tidak termasuk dalam inflasi inti?
Mungkin sebagian besar dari kita bertanya-tanya, mengapa sektor makanan dan energi tidak termasuk ke dalam perhitungan inflasi inti? Padahal, kedua sektor tersebut dapat dikatakan menjadi sektor yang paling pokok bagi kebutuhan manusia.
Baca Juga: Apa Itu Volatile Food?
Fluktuasi harga. Ya, sektor makanan dan energi dianggap sebagai sektor dengan perubahan harga yang paling fluktuatif. Perubahan harga kedua sektor tersebut terjadi dalam waktu yang cepat sehingga akan dianggap akan membuat perhitungan inflasi menjadi kurang akurat.
Ditambah pula, sektor makanan dan energi umumnya bergerak secara paralel. Artinya, kenaikan sumber energi seperti bahan bakar minyak (BBM) biasanya akan langsung diikuti oleh kenaikan harga bahan makanan. Hal itu terjadi karena proses produksi dan distribusi bahan makanan tersebut bergantung pada transportasi dan peralatan yang membutuhkan bahan bakar.
Baca Juga: Tekanan Menurun, Inflasi Jakarta Tercatat 0,14% di Maret 2019
Selain itu, para ekonom juga meyakini bahwa meskipun perubahan harga untuk sektor makanan dan energi mempunyai efek substansial terhadap indeks secara keseluruhan, hal itu umumnya akan cepat berbalik sehingga tidak membutuhkan respons kebijakan moneter lebih lanjut.
Pentingnya inflasi inti
Inflasi inti menjadi salah satu indikator penting dalam perekonomian suatu negara. Sebab, melalui pengukuran inflasi inti, hubungan antara harga barang jasa dan harga pendapatan umum konsumen dapat tergambar.
Contoh gambaran perekonomian yang dimaksud, yaitu ketika harga barang dan jasa meningkat dari waktu ke waktu tanpa diimbangi dengan peningkatan pendapatan konsumen, itu menunjukkan bahwa konsumen mempunyai daya beli yang lebih lemah karena nilai uang yang dimilikinya lebih rendah dari nilai barang dan jasa tersebut.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih
Tag Terkait: