Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kata Luhut: 2045 Indonesia Bakal...

        Kata Luhut: 2045 Indonesia Bakal... Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
        Warta Ekonomi, Bandung -

        Indonesia memiliki potensi yang besar untuk menjadi negara adidaya pada 2045. Selain letak geografisnya yang sangat strategis, Tanah Air pun memiliki kekayaan alam yang bisa mendorong target tersebut.

        Demikian diungkapkan Menko Maritim Luhut B Pandjaitan diskusi nasional bertajuk 'Indonesia 2045: Berdaulat, Maju, dan Berpengaruh pada Tataran Global' yang diselenggarakan alumni Hubungan Internasional Universitas Katolik Parahyangan di gedung KAA, Kota Bandung, Jumat (5/4/2019).

        Baca Juga: GP Ansor soal Amplop dari Luhut, Pemberian Hal Biasa di Lingkungan Pesantren

        Acara ini menghadirkan sejumlah pembicara seperti Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto, Ketua Umum KADIN Rosan Roeslani, serta tokoh nasional lainnya.

        Tak hanya itu, potensi ini didukung oleh kinerja perekonomian nasional yang terus membaik. "Kita negara besar. GDP 1,1 triliun US Dollar. Pertumbuhan ekonomi 5,1%, inflasi sekitar 3%. Kita sangat kaya. Kita ada tiga time zone, penduduk 260 juta, dari Sabang sampai Merauke. " kata Luhut.

        Baca Juga: Luhut Dilapor Karena Berikan Amplop ke Kiai

        Namun, Luhut mengingatkan bahwa semua indikasi positif ini akan sia-sia jika generasi mudanya tidak mempersiapkan diri dalam menghadapi perkembangan global. Anak-anak saat ini harus memiliki pergaulan yang luas termasuk dengan sesama penerus dari negara lain.

        Pada akhirnya, generasi milenial saat ini harus memiliki kepemimpinan yang baik yang sesuai dengan perkembangan zaman.?

        Keterbukaan seperti ini telah dilakukan pemerintah sekarang terutama dalam mengambil kebijakan pada sektor ekonomi. Sebagai contoh, kata dia, saat ini dunia telah berubah dengan munculnya Tiongkok sebagai raksasa ekonomi selain Amerika Serikat. Mau tidak mau kondisi ini harus disikapi positif agar Indonesia turut merasakan pertumbuhan tersebut.

        "Suka tidak suka, Tiongkok jadi kekuatan dunia. GDP-nya 2,5-3 triliun US Dollar. Saya pergi ke Tiongkok, semua kerja keras, semua disiplin. Kita harus tiru. Maka, Anak muda harus memiliki leadership terbuka. Mengambil keputusan secara terbuka," ungkapnya

        Meski begitu, dia mengingatkan para calon pemimpin ini agar nantinya menjalankan diplomasi yang tegas dan terukur. "Diplomasi kita enggak boleh lemah. Sekali-kali hajar saja, asal terukur," imbuhnya.

        Pakar ekonomi, Purbaya, menjelaskan, fondasi ekonomi Indonesia saat ini sangat memungkinkan untuk mencapai keemasan pada 2045. Selain memiliki laju pertumbuhan yang baik, pemerataan dan pembangunan infrastruktur pun terus dilakukan hingga ke daerah perbatasan dengan negara tetangga.

        "Investasi meningkat 160% dari 2014-2018. Pembangunan pemerintah dirasakan betul oleh masyarakat. Pengangguran berkurang, kemiskinan berkurang. Pemerataan pembangunan meningkat. Walau pertumbuhan belum 7%, tapi berkualitas. Lapangan kerja ada. Jadi kita sudah berada di arah yang benar," jelasnya.

        Adapun, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengingatkan generasi muda bahwa persiapan menuju Indonesia emas pada 2045 harus dimulai dari sekarang. Menurutnya, terdapat sejumlah syarat yang harus dilakukan calon pemimpin jika ingin mewujudkan harapan tersebut.

        Pertama, anak muda dan pemimpin saat ini harus bisa membaca tanda-tanda zaman. Salah satunya harus menyesuaikan dengan perkembangan saat ini yang memasuki era 4.0

        "Ke depan itu bagaimana. Saya minta kepala dinas gaul, berkolaborasi dengan start up 4.0 seperti apa. Kalau enggak bisa membaca tanda zaman, jadi 'dinosaurus', apalagi anak-anak sekarang," jelasnya.

        Kedua, generasi muda harus fokus terhadap keahlian dan bidang yang tengah digeluti. Dia mengkritisi kebiasaan anak muda saat ini yang tidak konsisten dalam menjalankan aktivitas.

        "Jadi mau menggarap apa, ahli di bidang apa, harus fokus. Dulu saya punya pilihan banyak, tapi fokus ke politik. S1, S2, S3 politik. Sekarang banyak generasi muda yang gagal fokus, kemana-mana. Itu kelemahan generasi sekarang," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rahmat Saepulloh
        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: