Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Hmm... Dolar AS Akan Tertekan, Belum Tentu Rupiah Aman

        Hmm... Dolar AS Akan Tertekan, Belum Tentu Rupiah Aman Kredit Foto: Unsplash/Dmitry Moraine
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Usai menguat signifikan 0,28% terhadap rupiah, dolar AS diproyeksikan akan berbalik mendapat tekanan pada perdagangan spot hari ini, Selasa (09/04/2019). Tekanan tersebut salah satunya datang dari lonjakan harga minyak mentah dunia yang saat ini tengah berlangsung.

        Melansir dari Reuters, dolar AS juga diperkirakan akan mendapat tekanan dari data pesanan barang tahan lama AS, di mana data tersebut menunjukkan penurunan pada Februari lalu.

        Baca Juga: Sepekan Terapresiasi 0,82%, Rupiah Butuh Rehat

        Ahli strategi senior di Barclays, Tokyo, Shin Kadota, mengungkapkan bahwa potensi penguatan euro jelang pertemuan Bank Sentral Eropa juga patut dicermati sebagai tekanan untuk dolar AS.

        "Kekuatan dolar AS memuncak menjelang akhir pekan lalu ketika data pekerjaan AS menunjukkan bahwa kenaikan upah telah melambat. Mata uang ini (dolar AS) belum dapat menemukan daya tarik sejak itu," tegasnya, Selasa (09/04/2019).

        Sebagai informasi, harga minyak mentah dunia tercatat telah melonjak ke level yang lebih tinggi dalam lima bulan ini. Lonjakan tersebut terjadi di tengah ekspektasi bahwa pasokan global akan semakin ketat seiring dengan pertempuran di Libya.

        Baca Juga: Rupiah, the Real Big Boss Mata Uang Dunia!

        Jika benar dolar AS akan mendapat cukup banyak tekanan pada perdagangan hari ini, bagaimana kelanjutan nasib rupiah?

        Kemarin, secara teknikal rupiah mengalami tekanan jual. Pasalnya, rupiah telah menguat selama lima hari berturut-turut hingga menorehkan apresiasi sebesar 0,82% selama sepekan terakhir.

        Dua kemungkinan yang bisa dialami rupiah hari ini, berbalik menguat seiring tekanan yang dialami dolar AS atau justru lanjut terdepresiasi sebab tekanan jual masih mewarnai rupiah.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Lestari Ningsih
        Editor: Lestari Ningsih

        Bagikan Artikel: