Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin Arsul Sani menilai, hasil survei internal Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi tak perlu ditanggapi dengan serius. Menurutnya, hasil survei itu merupakan upaya untuk memberi harapan kubu pasangan calon 02, jelang pemilihan presiden (Pilpres) 2019.
"Kami tidak perlu tanggapi secara serius (hasil survei internal BPN), namanya saja orang yang sedang memberi semangat timnya," ujar Arsul saat dihubungi, Selasa (9/4/2019).
Baca Juga: SBY Tak Peduli BPN Prabowo-Sandi?
Ia pun mengkritik hasil survei internal tersebut yang menurutnya tak jelas. Karena, BPN tak mengungkapkan data survei lainnya, seperti margin of error. "Kami di TKN anggap itu hanyalah cara BPN, satu-satunya untuk memelihara harapan jajaran 02 untuk menang," ujar Arsul.?
Baca Juga: Ajudan Prabowo Bakal Jadi Saksi di Persidangan Ratna Sarumpaet
Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tersebut mengatakan, TKN semakin optimis Jokowi-Ma'ruf Amin dapat memenangkan Pilpres 2019. Karena, berdasarkan lembaga survei lain yang terpercaya kredibilitasnya, pasangan calon nomor urut 01 itu unggul dari Prabowo-Sandi.
Bahkan selisih keunggulan Jokowi-Ma'ruf di lembaga survei lain mencapai angka dua digit atau belasan persen, dari Prabowo-Sandi. "Survei-survei pihak ketiga manapun tidak ada yang menyebut 02 sudah unggul dari 01," ujar Arsul.
Perlu diketahui, dalam survei internal BPN, Prabowo-Sandi unggul dengan angka sebesar 62 persen dan Jokowi-Ma'ruf 38 persen. Survei tersebut dilakukan di 34 provinsi sejak Maret 2019 dengan melibatkan 1.440 responden melalui metode multistage random sampling.
Baca Juga: Survei PPPP Amerika: Jokowi Kalah dari Prabowo dengan Selisih 16 Persen
Direktur Kampanye BPN Prabowo-Sandi, Sugiono mengatakan, BPN Prabowo-Sandi tidak ingin ada informasi yang menyesatkan di masyarakat terkait hasil survei di Pemilu Presiden (Pilpres) 2019. Ia menjelaskan, pihaknya tidak ingin adanya penggiringan opini atau persepsi publik oleh sejumlah lembaga survei dan menjadikan hasil survei tersebut dianggap sebagai perbandingan yang sah dengan hasil Pemilu yang sebenarnya.
"Kami merasa ada ketidak seimbangan informasi di kalangan masyarakat bahwa elektabilitas Prabowo-Sandi selalu dianggap di bawah," ujar Sugiono.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil