Pengamat politik, Usep S Ahyar, menjelaskan Ketum Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sejak awal menyadari bahwa partainya tak mendapatkan efek ekor jas (coattail effect) dari Prabowo dan Sandiaga. Oleh karena itu, SBY lebih fokus mengurus partainya daripada BPN Prabowo-Sandi.
Menurut Usep, ketidaksetujuan SBY terhadap BPN sudah lama terlihat. Hal itu dapat dibaca dari sikapnya yang mengedepankan partainya. Contoh, SBY membiarkan anggota Demokrat yang menyeberang ke kubu Joko Widodo.
Baca Juga: Koalisi Partai Pendukung Prabowo 'Retak'?
"Ia tidak menghukum kadernya yang menyeberang ke 01. Ia lebih peduli ke Demokrat. Pemilih Demokrat juga terbelah, dalam survei menunjukkan itu," ujarnya di Jakarta, Senin (8/4/2019).
Ia menambahkan, partai berlambang Mercy itu mengusung ideologi Nasionalis-Religius. Namun SBY lebih mengedepankan karakter nasionalis. Karena itu, surat SBY merupakan bentuk kegelisahan seorang negarawan terhadap penggunaan politik identitas.
"Jadi Pak SBY lebih mendukung untuk mengedepankan visi misi dari pada menggunakan politik Identitas," katanya.
Baca Juga: Terbongkar! Ini Alasan AHY Tak Hadir di Kampanye Akbar Prabowo
Surat SBY bisa dimaknai pula sebagai sarana bagi Demokrat untuk mendongkrak popularitas. Dengan adanya surat tersebut, nama Demokrat terus menerus diperbincangkan. Hal itu merupakan cara SBY untuk menunjukkan bahwa ia turut serta berkampanye.
"SBY ingin Demokrat terus dibicarakan sama orang, sehingga mendongkrak popularitas partainya. Harap dicatat, orang politik itu, semuanya bisa dikapitalisasi," jelasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim