Guru Besar Statistika Institut Pertanian Bogor (IPB) Asep Saefudin memastikan jika semua lembaga survei anggota Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi) melaksanakan?quick count?dengan integritas tinggi. Quick count?menjadi bukti kemajuan dan modernisasi demokrasi Indonesia dengan menjadikan ilmu pengetahuan sebagai basis berpolitik.
"Anda bisa lihat dapur dari tiap lembaga di bawah Persepi yang melaksanakan?quick count," kata Asep Saefudin dalam keterangan resmi yang diterima, Minggu (21/4).
Asep mengatakan, hitung cepat merupakan proses metodologi yang menggunakan nalar akademis sehingga bisa dipertanggungjawabkan.
Baca Juga: PDIP Tantang BPN Beberkan Data Hasil Quick Count Versinya
Rektor Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI) ini menambahkan, data dan metode hitung cepat seharusnya tidak perlu dipermasalahkan. Dia meminta semua pihak untuk tidak menuding hasil?quick count?sebagai kebohongan atau upaya menggiring opini.
"Tidak perlu baper (bawa perasaan) dengan hasil?quick count. Selama ada data yang benar dan metode secara statistika berani dibuka, ya hasilnya akurat," katanya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Anggota Dewan Etik Persepi Hamdi Muluk. Menurutnya, politisi-politisi tidak perlu melontarkan pernyataan menuduh prosedur dan metodologi yang dilakukan lembaga survei sebagai kebohongan.
Baca Juga: Profesor Statistik IPB: Hasil Quick Count Bisa Salah
"Hari ini anggota Persepi membuka semua data dan metodologi yang bisa dipertanggungjawabkan, tuduhan-tuduhan yang dilontarkan ke kami justru membuat mereka jadi seperti anti-sains," kata Hamdi.
Sepuluh lembaga anggota Persepi yang melaksanakan?quick count?pada Pemilu 2019 lalu, melakukan ekspose data untuk menunjukkan hasil akhir, sampel, serta metodologi yang dilakukan selama proses hitung cepat.
Lembaga tersebut antara lain CSIS, Cyrus Network, SMRC, LSI, Indikator Politik, Populi Center, Charta Politika, Indo Barometer, Poltracking dan Konsep Indonesia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Clara Aprilia Sukandar
Tag Terkait: