Badan usaha milik negara (BUMN) yang bergerak di sektor kepelabuhanan, PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau IPC kembali memperpanjang kerja sama program Sister Port dengan otoritas pelabuhan di China.
Kali ini, perpanjangan kerja sama dilakukan dengan Otoritas Pelabuhan Guangzhou di Guangdong, China. Dua pekan lalu, perpanjangan kerja sama serupa ditandatangani dengan Pelabuhan Ningbo, China.
"Lewat kerja sama ini kami berbagi pengalaman dan keahlian di bidang manajemen dan operasi kepelabuhanan. IPC juga menjajaki kerja sama investasi guna merespons meningkatnya trafik perdagangan global," jelas Direktur Utama IPC, Elvyn G Masassya dalam keterangannya, Rabu (8/5/2019).
Penandatangan MoU dilakukan di seIa-sela Konferensi Pelabuhan Dunia 2019, Guangzhou (International Association of Ports & Harbors Guangzhou 2019 World Ports Conference). Di acara tersebut, IPC juga menjajaki kerja sama dengan Pelabuhan Sabah, Malaysia.
Baca Juga: Incar Dana Hingga Rp2,7 T, Pelindo II Lepas Pelabuhan Tanjung Priok
Lanjut Elvyn, kerja sama regional dan global sudah menjadi tuntutan di tengah meningkatnya trafik pelayaran antarbenua. Berdasarkan data dari Badan Perdagangan, investasi dan pembangunan PBB (Review of Maritime Transport UNCTAD, 2018), volume perdagangan global terus naik dengan pertumbuhan rata-rata 3,8% per tahun hingga 2023.
Pada 2017, volume perdagangan global mencapai 10,7 miliar ton, tumbuh 4%. Arus petikemas global mencapai 752 juta TEUs, atau naik 6%. Dari kenaikan itu, pertumbuhan tertinggi terjadi di Asia, yang mencapai 64%.
"Ini adalah potensi yang sangat bagus. IPC dan Pelabuhan Guangzhou sepakat berinvestasi dan bekerja sama memanfaatkan potensi tersebut," tambah Elvyn.
Di ajang Konferensi IAPH 2019 itu, Elvyn memaparkan peluang baru pelabuhan terkait belt & road initiative yang digagas China sebagai upaya memperkuat kerja sama perdagangan antarnegara di Asia dan Eropa melalui jalur sutra maritim.
"Kami telah mempersiapkan Tanjung Priok agar bisa menjadi pelabuhan hub terbesar di Asia Tenggara. Sebagai gerbang utama kargo internasional, Tanjung Priok akan mengonsolidasi arus barang ekspor impor dari dan ke Indonesia," pungkasnya.
Diketahui, IPC saat ini menginisiasi integrated port network atau jaringan kepelabuhanan terintegrasi yang disebut Trilogi Maritim. Hal tersebut diyakini menjadi solusi penurunan biaya logistik melalui tiga pilar, yakni standarisasi pelabuhan, aliansi pelayaran, dan pengembangan industri yang terkoneksi dengan pelabuhan.
Baca Juga: Pendapatan IPCM Merosot 2,63%, Ini Dia Biang Keroknya
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Rosmayanti