Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Berpaling dari Huawei, Konsumen Lirik 2 Vendor Smartphone Ini

        Berpaling dari Huawei, Konsumen Lirik 2 Vendor Smartphone Ini Kredit Foto: Reuters/Aly Song
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Larangan Presiden Donald Trump terhadap Huawei menimbulkan banyak masalah bagi raksasa teknologi asal China itu. Termasuk kemampuannya menjual smartphone baru di pasar.

        Menurut Reuters, situs perbandingan produk yang disebut PriceSpy dilaporkan bahwa tingkat klik secara signifikan turun dalam empat hari terakhir. Bukan hanya penyedia jaringan dan raksasa teknologi yang "membelakangi" Huawei. Selama empat hari terakhir, popularitas handset Huawei merosot, menerima hampir setengah klik sebanyak yang mereka dapatkan pekan lalu di Inggris dan 26% lebih sedikit di pasar global.

        PriceSpy memiliki wawasan tentang pelanggan di Finlandia, Prancis, Norwegia, Swedia, dan Inggris. Sementara larangan Huawei telah memicu serangkaian peristiwa yang memperkuat ketidakpastian masa depan merek dalam bisnis ponsel cerdas.

        Baca Juga: China Ancam Inggris Bahayanya Ikut Membatasi Huawei

        Kemalangan Huawei justru membawa berkah bagi Xiaomi dan Samsung. Sebab smartphone keduanya telah mengisi beberapa celah di pasar global.

        Situs perbandingan produk yang sama melihat peningkatan klik per tayang sebesar 13% untuk perangkat Samsung. Sementara Xiaomi mencatatkan 19% lebih banyak klik dalam jumlah waktu yang sama.

        Huawei merasakan dampak pelarangan di seluruh dunia dan banyak pemasok Amerika telah menjauhkan diri dari perusahaan. Larangan awal kemudian diubah untuk memungkinkan Huawei terus membeli dari pemasok AS hingga 19 Agustus 2019.

        Baca Juga: Setelah Huawei, Trump Anggap Produsen Otomotif Jepang Jadi Ancaman

        Kemarin, Presiden Trump memberikan peluang untuk kemungkinan mencabut larangan Huawei jika AS dapat menegosiasikan kesepakatan perdagangan baru dengan China. Kedua pemerintahan diketahui saling melakukan aksi membalas dendam satu sama lain dengan mengenakan tarif pada barang masing-masing.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: