Perusahaan holding pemegang merek dagang keramik "Essenza", PT Intikeramik Alamasri Industri (IKAI) merambah lini bisnisnya ke perhotelan dan properti.
Direktur Utama IKAI Teuku Johas Raffli menuturkan, perluasan bisnis ke perhotelan dan properti, selain untuk menyerap produksi keramik Essenza, juga dimaksudkan sebagai recurring income bagi bisnis IKAI.
"Kami juga akan mendapat kenaikan NAV (net asset value) atau kenaikan dari pertumbuhan dari nilai aset itu sendiri," tuturnya melalui siaran berita Jumat (31/5/2019).
Di samping itu, tahun ini perseroan berencana tetap mempertahankan merk Essenza dan berharap dapat mengembalikan kejayaan seperti pada era 90-an.
Dia menjelaskan, bisnis hotel dan keramik memiliki siklus yang berbeda sehingga justru saling mendukung neraca keuangan emiten. Bisnis perhotelan akan mencapai puncak pada Desember, Januari maupun hari-hari besar, sebaliknya pada waktu-waktu tersebut industri keramik mengalami penurunan penjualan.
Baca Juga: Mau Ekspansi Bisnis Perhotelan, PPA Anggarkan Rp100 Miliar
Selain mengandalkan penyerapan di lingkup usahanya, untuk memperluas pasar, IKAI akan menjalin kerja sama dengan mitra distribusi untuk menjangkau skala nasional. Pertumbuhan ekonomi, iklim politik, dan keamanan yang semakin membaik, mendorong perusahaan optimis untuk terus melakukan ekspansi.
Dengan berinvestasi di bisnis perhotelan, IKAI akan memeroleh pendapatan rutin yang stabil. Selain itu, IKAI menargetkan akan mendapatkan laba dari pertumbuhan aset sendiri sehingga portofolio IKAI akan semakin besar. Tahun ini perusahaan yang pernah berjaya memasarkan produksi poerselain dan ubin dengan merek Essenza ke pasar domestik dan internasional berencana membeli 3-4 hotel dengan kisaran nilai investasi sebesar? Rp500 miliar.
Potensi tersebut menjadi dasar bagi IKAI untuk memperbesar portofolio perhotelan pada kelas hotel bintang tiga hingga bintang empat. Ditargetkan setiap tahun IKAI akan membeli tiga hingga empat hotel dengan nilai investasi sedikitnya Rp500 miliar
"Kami memproyeksikan pada 2024, seharusnya posisi aset IKAI akan berada pada posisi Rp5 triliun. Hal ini tidak lepas dari sisi aset seperti tanah dan bangunan yang sudah pasti setiap tahun akan naik," tuturnya.
Selain itu, lanjutnya, kenaikan pendapatan operasional akan diperoleh dari operasional hotel. Sehingga untuk mencapai target tersebut dibutuhkan keahlian dan fokus mengelola portofolio berupa hotel sebagai industri jasa.
Baca Juga: Ristia Bintang Bakal Bangun 1 Hotel Lagi di Bali
Meski demikian, diversifikasi usaha IKAI tidak akan meninggalkan usaha keramik yang pernah berekspasi hingga ke lebih 30 negara.
"Untuk pasar dalam negeri kami akan fokus pada pasar keramik high end sehingga tidak perlu bersaing dengan keramik asal China yang dijual murah," tutup Yohas.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: