Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Inilah Mega Merger United Technologies dan Raytheon Co yang Ditakuti Donald Trump

        Inilah Mega Merger United Technologies dan Raytheon Co yang Ditakuti Donald Trump Kredit Foto: Airforcetimes
        Warta Ekonomi, Washington -

        United Technologies Corp akan merger dengan Raytheon Co dalam bidang aerospace yang menciptakan perusahaan senilai US$121 miliar. Menurut analisis Reuters, inilah merger terbesar dalam industri ini.

        Kesepakatan ini akan mempertajam industri ini. Maklum, ini menjadi konglomerat, yang rentang bisnisnya memanjang sepanjang penerbangan komersial sampai pertahanan.

        Tak heran kalau Presiden AS, Donald Trump ikut khawatir dengan situasi ini. Trump khawatir perusahaan ini menjadi terlalu kuat, sehingga akan membahayakan persaingan dan mempersulit pemerintah untuk negoisasi kontrak dengan perusahaan ini.

        Baca Juga: Takut Huawei, Trump Menyatakan AS Darurat Serangan IT dari China

        Sebelumnya United Technologies menyuplai pabrik pembuat pesawat dengan peralatan elektronik, komunikasi dan peralatan lainnya. Sementara Raytheon utamanya menyuplai pemerintah AS dengan pesawat militer dan peralatan misil.

        Kendati demikian, walapun United Technologies dan Raytheon memiliki pelanggan yang sama, tapi tidak ada yang overlap, karena masing-masing punya segmen produk tersendiri.

        Nah, saat tampaknya ada dua pihak lain, selain pemerintah AS (Pentagon), yang rada-rada khawatir dengan merger itu. Keduanya adalah konsumen utama mereka, Boeing Co dan Airbus SE. Sebelumnya keduanya selalu minta diskon besar karena kuatnya posisi sebagai pembeli.

        Baca Juga: Iran Sebut Tawaran Perbincangan Donald Trump Hanya Omong Kosong

        Saham United Technologies nantinya sebesar 57% dalam perusahaan gabungan ini, yang akan disebut Raytheon Technologies Corporation. Saat ini United Technologies dan Raytheons memiliki kapitalisasi pasar masing-masing US$114 miliar dan US$52 miliar.

        Berbagai urusan detil, termasuk siapa yang akan duduk sebagai CEO, saat ini sedang dibicarakan. Deal secara keseluruhan akan diselesaikan pada paruh pertama 2020.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Kumairoh

        Bagikan Artikel: