Inovasi berbagai perangkat keras untuk mengenali identitas seseorang terus berjalan. Yang terbaru, kacamata pintar yang mampu mengenali wajah. Kacamata ini dibuat oleh perusahaan Amerika, Vuzix, dan oleh perusahaan yang berbasis di Dubai, NNTC, diberi algoritma pengenalan wajah.
Teknologi yang dinamai iFalcon Face Control Mobile oleh NNTC ini pada dasarnya merupakan kacamata AR memiliki kamera 8 megapiksel yang tertanam dalam bingkai kacamata yang memungkinkan pemakainya memindai wajah orang-orang dalam kerumunan dan membandingkannya dengan database 1 juta gambar.
Baca Juga: Panasonic Luncurkan Teknologi Pengenalan Wajah, Akurasinya Tertinggi di Dunia
Pemberitahuan tentang kecocokan identitas kemudian dikirim ke display yang tembus pandang di kacamata. NNTC menyatakan, algoritme pengenalan wajahnya berada di tiga teratas untuk akurasi dalam tes vendor pengenalan wajah Pemerintah AS, mampu mendeteksi hingga 15 wajah per frame per detik, dan mampu mengidentifikasi individu dalam waktu kurang dari satu detik.?
Sejauh ini, NNTC telah menghasilkan 50 pasang kacamata yang memungkinkan pengenalan wajah, yang kebanyakan digunakan untuk operasi keamanan di Abu Dhabi, ibu kota Uni Emirat Arab.?
Ini bukan pertama kalinya teknologi pengenalan wajah yang tertanam dalam kacamata diperkenalkan. Pasukan polisi di China menggunakan teknologi serupa tahun lalu, menggunakan perangkat keras di stasiun kereta untuk mencari tersangka di tengah kerumunan.
Teknologi ini juga digunakan untuk memindai individu dari daftar hitam seperti jurnalis, pembangkang politik, dan aktivis hak asasi manusia dalam pertemuan tahunan Kongres Rakyat Nasional China yang dihadiri 3.000 delegasi.
Polisi di Amerika sendiri menggunakan citra yang dikumpulkan dari kamera non-CCTV dan CCTV untuk mencari tersangka menggunakan perangkat lunak pengenal wajah, sedangkan di Inggris kamera pengenal wajah digunakan pada acara-acara seperti pertandingan sepak bola menggunakan van yang dilengkapi alat khusus.
Baca Juga: Yeay! Bisnis Kacamata di Indonesia Akan Semakin Marak
Namun, kacamata iFalcon Face Control memangkas seluruh prosedur ini. Pengguna dapat membawa stasiun database target secara portabel karena langsung terhubung ke kacamata. Artinya, mereka tidak memerlukan koneksi internet agar perangkat lunak berfungsi, memberi mereka lebih banyak mobilitas.
Sementara pemberitahuan yang dikirim ke layar internal kacamata membebaskan pemakainya untuk berinteraksi dengan orang-orang atau melakukan tugas-tugas lain. Teknologi seperti ini memungkinkan lembaga penegak hukum dapat mengadopsi algoritme pengenalan wajah dan menggunakannya di ruang publik dengan lebih sedikit mungkin interupsi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Yosi Winosa
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: