Indonesia belakangan ini sedang diuji ketangguhannya. Pesta demokrasi yang diwarnai dengan goreng menggoreng isu yang mengancam persatuan dan kesatuan Indonesia sangat disayangkan. Ini hanya satu bagian isu diantara isu lainnya yang menguji masa depan Indonesia.
Dalam dalam dialog ?Merajut Masa Depan Bangsa? yang diselenggarakan oleh United in Diversity (UID) pada Kamis (4/7/2019) di Hotel Rafles, Jakarta, tokoh nasional, Mahfud MD mengajak semua pihak untuk melanjutkan kebersamaan, terlepas siapapun yang menang harus didukung (presiden ?Red).
"Mari kita tetap bersatu. Rajut persatuan, gunakan SDM yang hebat, SDA yang hebat,? kata Mahfud.
Baca Juga: Mahfud MD Bicara Soal Kecurangan Pemilu, Katanya...
Indonesia harus terus bergerak untuk merajut masa depan. Masa demi masa sudah dilewati Indonesia. Indonesia pernah terancam terpecah belah saat 1998, tapi berhasil melewatinya. Berbagai krisis juga pernah menghantam Indonesia, tapi berhasil pula dilaluinya. Nah, sekarang ini optimistis untuk bisa melewati masalah-masalah juga harus dimliki seluruh stakeholder.
Mahfud menegaskan bahwa merajut masa depan Indonesia itu artinya memupuk nasionalisme, rasa cinta kepada tanah air. Bentuknya dengan menegakkan hukum dan keadlilan di Indonesia.
?Dulu harta kita dikorupsi semua, kita diam. Sekarang kita hukum yang korupsi,? kata mantan Ketua Mahkamah Konstitusi 2008-2013. Baginya, penegakan hukum dan keadilan adalah basis nasionalisme.
Baca Juga: Mahfud MD: Dalam Politik Indonesia Rekonsiliasi Selalu Terjadi
Dalam dialog tersebut, Mari Elka Pangestu yang menjadi Presiden Yayasan UID mengungkapkan bahwa sebenarnya bangsa Indonesia adalah bangsa yang tangguh, bangsa yang toleran. Meski memang belakangan ini menghadapi kegalauan. Namun ia menandaskan ada tiga kunci yang dapat mengantarkan Indonesia untuk mencapai masa depan yang lebih baik, yakni open mind, open heart dan open will.?
Tokoh nasional lainnya, Pendiri Maarif Institute, Ahmad Syafii Maarif juga menandaskan kepada para politisi maupun tokoh-tokoh partai politik untuk naik kelas.
?Kita harapkan kepada para politisi mau naik kelas, belajar menjadi negarawan,? kata Syafii.
Apabila politisi maupun tokoh partai mau melakukan ini akan membuat kondisi lebih baik. Jangan sampai politisi itu bak mahluk bertopeng, kelihatannya baik tapi kelakuannya tidak seperti kelihatannya. Itu kritik yang dilontarkan oleh Pendiri Maarif Institute. Farhan yang hadir dalam dialog tersebut, yang tidak lain sebagai salah satu yang mencalonkan diri dalam Pemilihan Legislatif (Pileg) menyatakan siap untuk menjadi negarawan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Arif Hatta
Editor: Kumairoh
Tag Terkait: