Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        PA 212, Jangan Atur-Atur Prabowo Dong!

        PA 212, Jangan Atur-Atur Prabowo Dong! Kredit Foto: Antara/Wahyu Putro A
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Analisis Politik sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Reaserch and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago menyayangkan penolakan terhadap pertemuan Prabowo Subianto dengan Joko Widodo yang dilakukan oleh Persaudaraan Alumni (PA) 212.

        Menurutnya, ormas yang dipimpin oleh Rizieq Shihab berlebihan mengatur Prabowo. "Prabowo tidak boleh dikendalikan. Kalau menurut kita bertemu itu biasa saja masa silaturahim dilarang, Rizieq sudah terlalu masuk ke dalam dan 212 enggak bisa terlalu dalam mengatur Prabowo," katanya kepada wartawan, Selasa (16/7/2019).

        Baca Juga: Alumni 212: Siapapun yang Menghalangi, Akan Kami Tabrak!

        Baca Juga: Ditanya Ijtimak Ulama IV untuk Dukung Jokowi, PA 212: Rezim Pendukung LGBT!

        Lanjutnya, ia menilai justru pertemuan kedua tokoh tersebut tidak boleh dihambat, sebab apabila pertemuan tersebut justru dianggap akan menjadi koalisi maka keliru.

        "Itu sikap negarawan ndak boleh dihambat, toh belum tentu juga Prabowo akan bersekongkol dengan Jokowi, Gerindra misalnya oposisi, kalau ketemu masa dilarang ketemu dan silaturahim biasa," jelasnya.

        Lebih lanjut, ia menyebut kelompok PA 212 juga bebas untuk memposisikan dirinya dalam mengkritik pemerintah.

        Ia pun menyadari PA 212 memilik peran besar dalam membantu elektoral Prabowo. Namun, stidak boleh melarang pertemuan Prabowo dengan Jokowi.

        "Kalau tidak ketemu setelah putusan MK, maka bisa jadi preseden buruk bagi demokrasi kita, cacat dalam sejarah ada kontestan yang tidak mengakui kemenangan, sementara Prabowo negarawan, pahit pasti dan masih luka serta sakit, namun untuk kepentingan bangsa yang lebih besar, Prabowo legowo bertemu sebagai dua sahabat. Kan enggak ada juga deal politik rekonsiliasi transaksional pragmatis," tukasnya.

        Namun, ia menyebut apabila petemuan tersebut dilakukan untuk negosiasi dan bekerja sama agar tahanan politik yang terkena kasus hukum karena UU ITE agar bisa dilepaskan, itu pertemuan yang penting dilakukan.

        "Bekerja sama dan bisa melakukan negosiasi untuk kepentingan yang jauh lebih besar, ndak masalah kan. Hanya memikirkan ulama dan tahanan politik pendukung Prabowo pelan-pelan sedikit-sedikit bisa bebas," ucapnya.

        Sambungnya, "Termasuk soal Habib Rizieq bisa kembali sebagai warga negara Indonesia, selama pakai paspor ngak ada yang boleh menghalangi beliau pulang, apalagi bapak Habib Rizieq seorang pahlawan yang dulu rumah bapaknya di pakai untuk membacakan teks proklamasi, sekarang beliau ingin pulang tanpa di kriminalisasi, kita lihat negosiasi dan peran yang bakal dimainkan Prabowo," tutupnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: