Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Berbalik 180 Derajat! Rupiah Akhirnya Balas Dendam ke Dolar AS!

        Berbalik 180 Derajat! Rupiah Akhirnya Balas Dendam ke Dolar AS! Kredit Foto: Antara/Puspa Perwitasari
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Nilai tukar rupiah berhasil membalikkan keadaan hingga berbanding 180 derajat dengan hari kemarin. Pada pembukaan perdagangan spot Kamis (25/07/2019) ini, rupiah menumbangkan dolar AS sebesar 0,04% ke level Rp13.985 per dolar AS.

        Bukan hanya itu, didukung oleh sentimen teknikal, rupiah bahkan telah menjelma menjadi mata uang terbaik di Asia dan dunia. Benar saja, setelah mengalami koreksi tiga hari berturut-turut sebesar 0,43%, rupiah dengan sigap melawan hingga tak ada satu pun mata uang yang lebih unggul daripada rupiah.

        Baca Juga: Nasib Rupiah: Malang Tak Boleh Ditolak, Mujur Tak Boleh Diraih

        Hingga pukul 09.45 WIB, apresiasi rupiah kian menebal menjadi 0,10% ke level Rp13.979 per dolar. Selain mata uang Negeri Paman Sam, rupiah juga unggul 0,13% terhadap euro, unggul 0,11% terhadap poundsterling, dan unggul 0,08% terhadap dolar Australia.?

        Performa rupiah di jajaran mata uang Asia pun tak kalah paripurna. Menyandang status sebagai ratu Asia, rupiah unggul paling tinggi di hadapan won (0,25%), baht (0,22%), ringgit (0,18%), yuan (0,15%), dolar Singapura (0,14%), dan dolar Hongkong (0,11%).

        Baca Juga: Dolar AS Beringas, Rupiah Habis Dilibas!

        Sebagai informasi, pergerakan dolar AS pada hari ini terpantau berbanding terbalik dengan rupiah. Pasalnya, dolar AS bergerak variatif dengan kecenderungan melemah di hadapan mata uang dunia, khsusunya Asia. Faktor utama yang mmebuat dolar AS tertekan ialah harga dolar AS yang dirasa sudah terlalu mahal oleh para investor.

        Dalam sepekan ini saja, indeks dolar AS tercatat naik hingga 1% dan hal itu membuat investor tergiur untuk mencairkan keuntungan. Alhasil, dolar AS mengalami tekanan jual di saat aset-aset berisiko dari negara berkembang lainnya tengah menjadi primadona baru bagi investor.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Lestari Ningsih
        Editor: Lestari Ningsih

        Bagikan Artikel: