Nilai tukar rupiah terapresiasi tipis 0,04% ke level Rp14.010 per dolar AS kala pembukaan perdagangan spot pada Rabu (31/07/2019) pagi tadi. Sayangnya, apresiasi tersebut tak bertahan lama sehingga saat ini rupiah berbalik terdepresiasi terhadap dolar AS.
Hingga pukul 09.52 WIB, rupiah tertekan 0,05% ke level Rp14.027 per dolar AS. Tak cukup di situ, rupiah juga KO di hadapan dolar Australia (-0,19%), euro (-0,03%), dan poundsterling (-0,04%).?
Baca Juga: Rupiah Susah Angkat Kaki dari Zona Merah
Beruntungnya, rupiah tidak sampai menjadi mata uang terlemah di Asia. Pasalnya, rupiah hanya tertekan tipis 0,09% oleh yen dan tertekan 0,03% oleh dolar Singapura.
Sebagai informasi, pergerakan dolar AS pagi ini terpantau bervariatif dengan kecenderungan menguat, khsusunya di hadapan mayoritas mata uang Benua Kuning. Mata uang Asia seperti yuan, dolar Hongkong, rupiah, won, dolar Singapura, baht, dan dolar Taiwan adalah beberapa contoh mata uang yang tidak berkutik di hadapan dolar AS.?
Baca Juga: Dolar AS Tenggelamkan Rupiah
Bagaimanapun, penguatan dolar AS ditopang oleh sentimen global yang datangnya dari The Fed. Pelaku pasar tengah harap-harap cemas menantikan hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang dilangsungkan sejak hari kemarin. Pertemuan itu digadang-gadang akan menghasilkan keputusan penurunan suku bunga The Fed untuk yang pertama kalinya sejak 11 tahun silam.?
Namun, perihal besaran penurunan tersebut masih menjadi tanda tanya besar. Oleh karena itu, pelaku pasar memilih untuk bermain aman lebih dulu dengan menjauhi aset-aset berisiko dari negara berkembang, termasuk dari Asia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih
Tag Terkait: