Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Lama Tak Pulang, Habib Rizieq Kerja Apa di Arab Saudi? Tanya PKPI

        Lama Tak Pulang, Habib Rizieq Kerja Apa di Arab Saudi? Tanya PKPI Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Dewan Pakar PKPI Teddy Gusnaidi menyarankan agar Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) untuk tidak menanggapi sindiran Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab soal gaji anggota BPIP.

        Menurutnya, ketimbang menanggapi sindiran tersebut, sebaiknya BPIP balik bertanya kepada Rizieq soal pendapatannya hingga ia bisa bertahan hidup di Arab Saudi. Tak hanya itu, ia juga mempertanyakan soal laporan keuangan FPI.

        "Orang yang gak berani pulang, jangan terlalu ditanggapi. Tanya balik aja, si Rizieq kerja apa selama ini sampai punya banyak uang? Kerja apa dia bisa biayai diri di Arab? Lalu sampaikan ke anggota FPI, tanya ke mana laporan keuangan FPI yang dipimpin oleh Rizieq? Gitu ajalah," cuitnya dalam akun Twitternya seperti yang dikutip WE Online, Senin (26/8/2019).

        Baca Juga: Terungkap Penyebab Habib Rizieq Tak Bisa Pulang, Gara-Gara...

        Baca Juga: Habib Rizieq Bahagia Tinggal di Arab Saudi

        Sebelumnya, Imam besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab mengkritik pedas Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) yang dinilai tdak paham Pancasila dan berbahaya.

        Bahkan, ia menyindir Anggota BPIP justru tidak mengetahui hakikat Pancasila. ?Pancasila yang berisikan Ketuhanan Yang Maha Esa adalah dasar Negara RI, bukan pilar agama. Lebih parah lagi rezim tidak paham hakikat Pancasila ini, telah membentuk Badan Pembinaan Ideologi Pancasila yang disingkat BPIP, dengan anggota yang tidak paham esensi Pancasila,? ucapnya dalam milad FPI ke-21, Sabtu (24/8/2019).

        Selain itu, ia juga menyindir anggota BPIP digaji besar oleh negara namun kinerjanya buruk, bahkan terkesan hanya menonton Pancasila dikhianati oleh segelintir oknum.

        ?Digaji lebih dari Rp100 juta per bulan, tiap anggota hanya untuk menonton dagelan pengkhianatan pergeseran Pancasila dari dasar negara menjadi pilar negara,? ucapnya.

        Menurutnya, lebih baik BPIP segera dibubarkan karena dianggap berbahaya bagi nilai Pancasila. ?Jangan salahkan orang saat menyebut Ini menyebut BPIP sebagai Badan Pengkhianat Ideologi Pancasila. Sehingga harus dibubarkan karena bukan pemborosan uang negara tapi sangat berbahaya bagi eksistensi Pancasila, sebagai dasar dari negara Indonesia,? terangnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: