Dolar AS Remuk Dihajar Mata Uang Dunia, Rupiah Terselamatkan oleh. . . .
Perdagangan spot Rabu (04/09/2019) menempatkan dolar AS pada posisi yang kurang menyenangkan. Mendapat tekanan dari hampir semua mata uang dunia, dolar AS kini menjadi salah satu mata uang terlemah di dunia.
Saat ini, dolar AS terpantau hanya mampu unggul tipis di hadapan tiga mata uang, yakni yen (0,09%), baht (0,03%), dan franc Swiss (0,02%). Selain tiga mata uang tersebut, dolar AS bergerak loyo.?
Baca Juga: AS-China Cekcok dan Inggris-Eropa Cerai, Ibarat Sebuah Keluarga: Rupiah Korban Broken Home
Seakan tak begitu terpengaruh dengan eskalasi perang dagang, mata uang dunia seperti dolar Australia, euro, poundsterling, dolar Kanada, dan dolar New Zealand tak ragu lagi untuk balik menekan dolar AS.
Baca Juga: Kenaikan Tarif Bukan Lagi Wacana, AS-China Mustahil Rujuk?
Begitu pun juga dengan mayoritas mata uang Asia yang tak mau ketinggalan membalas dendam kepada dolar AS. Di antara daftar mata uang Asia yang menguat di hadapan mata uang Paman Sam, terseliplah rupiah di dalamnya.?
Ya, didukung oleh sentimen teknikal dan rilis data manufaktur AS, rupiah menjadi sedikit lebih bertenaga sehingga mampu menggulingkan dolar AS dari tahtanya. Keperkasaan sudah ditunjukkan rupiah sejak pembukaan pasar spot, di mana mata uang Garuda itu dibuka dengan apresiasi 0.04% ke level Rp14.215 per dolar AS.
Baca Juga: Duh! AS-China Rujuk Bikin Dolar AS Menang Telak!
Jelang siang, rupiah kian percaya diri untuk terus menekan dolar AS. Hingga pukul 09.55 WIB, rupiah mempertebal apresiasi menjadi 0,11% ke level Rp14.209 per dolar AS.?
Sejatinya, pada pertengahan pekan ini, rupiah bergerak variatif dengan kecenderungan menguat. Meski masih terkoreksi di hadapan mata uang dunia seperti dolar Australia (-0,16%) dan poundsterling (-0,14%), rupiah tercatat unggul signifikan di hadapan beberapa mata uang Asia, seperti baht (0,28%), yen (0,22%), dolar Hongkong (0,17%), dan dolar Singapura (0,07%).?
Baca Juga: Rupiah Jadi Korban Tembakan Peluru Nyasar, Duh!
Sebagai informasi, tertekannya dolar AS pada pagi ini dipengaruhi oleh rilis data manufaktur AS yang kurang tokcer, di mana indeks aktivitas pabrik nasional AS turun menjadi 49,1. Direktur pelaksana riset pasar global FTSE Russell, Alec Young mengatakan data tersebut menjadi kabar buruk terhadap ekonomi AS.?
"Ini adalah berita buruk di atas berita buruk. Itulah sebabnya investor sangat fokus pada negosiasi," jelasnya seperti dilansir dari Reuters.?
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih
Tag Terkait: