Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kepolisian Jerman Selidiki Swafoto Polisi-polisi Wanita di Media Sosial

        Kepolisian Jerman Selidiki Swafoto Polisi-polisi Wanita di Media Sosial Kredit Foto: Instagram/@sarribarry
        Warta Ekonomi, Berlin -

        Kepolisian Jerman telah meluncurkan penyelidikan internal terhadap bertambahnya swafoto berseragam di saat banyak petugasnya yang 'nyambi' sebagai influencer media sosial, dengan menggunakan pekerjaan utama mereka untuk mendapatkan 'like' di daring.

        Komisaris Polisi Barbara Slowik telah menugaskan audit internal terhadap para perwira yang mem-posting di bawah tagar seperti "#instacops", yang mengaburkan batas antara kegiatan mereka sebagai petugas polisi dengan influencer.

        Pengguna Instagram seperti Mehtap ?ger dan Adrienne Kolesz?r menampilkan kombinasi antara kecantikan dan otoritas dalam foto-foto mereka.

        Baca Juga: Wow, Partisipasi Pemilih di Berlin Hampir 100 Persen

        Tren seperti itu tampaknya sedang meningkat, tidak hanya di Jerman tetapi di seluruh dunia, terutama dengan tagar seperti "#shecandoboth" di mana para perempuan anggota kepolisian atau militer membagikan foto mereka dengan seragam yang disandingkan dengan foto yang lebih glamor atau kausal ke media sosial.

        "Baik offline atau online, petugas polisi harus mematuhi tugas resmi... mereka memiliki tugas khusus dalam profesi mereka sebagai pegawai negeri," kata J?rg Radek, wakil ketua Union of Police (GdP) sebagaimana dilansir RT, Kamis (5/9/2019).

        Dia menjelaskan bahwa petugas yang aktif di daring harus menavigasi peran mereka sebagai "pemakai seragam" sambil tetap berada dalam "batas-batas selera yang baik dalam jabatan mereka".

        Sementara itu, polisi federal Jerman telah mengeluarkan pedoman media sosial untuk para petugasnya, memberikan nasihat tentang kemungkinan merekrut bakat muda tetapi juga bahaya yang melekat dari mengekspos peran mereka sebagai penjaga keamanan dan perdamaian.

        "Penggunaan jejaring sosial seharusnya tidak meninggalkan keraguan bahwa seseorang mewakili dan mengekspresikan dirinya secara eksklusif sebagai pribadi," pedoman tersebut memperingatkan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: