Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tingkatkan Ekspor, Kementan Kirim Petani Milenial Magang di Taiwan

        Tingkatkan Ekspor, Kementan Kirim Petani Milenial Magang di Taiwan Kredit Foto: Kementan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Upaya Kementerian Pertanian (Kementan) untuk menciptakan generasi milenial yang siap menjadi petani andal dan produknya siap ekspor terus gerakkan. Salah satunya dengan menyediakan ruang dan kesempatan kepada petani Indonesia untuk belajar dan mencari pengalaman di negara lain.

        ?Serap ilmunya, serap pengalamannya dan contoh inovasinya bagaimana mereka mengelola pertanian dari hulu sampai hilir," demikian semangat Prof. Dr. Ir. Dedi Nursyamsi, MSc. Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembagan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian saat melepas petani milenial peserta magang Taiwan angkatan pertama di Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang, Jum'at (13/09/2019).

        "Inovasi teknologi sangat penting dalam meningkatkan produktivitas. Jangan berhenti disitu, teruskan bagaimana melakukan pengolahan-pengolahan untuk menghasilkan beribu bahkan berjuta produk turunan. Karena produk turunan itu yang memberikan nilai tambah jauh lebih besar dari apa yang kita lakukan di hulu," lanjutnya.

        Baca Juga: Kementan Kawal Ketat Optimalisasi Bantuan Alsintan

        Dedi menegaskan bahwa petani yang magang ini adalah duta bangsa Indonesia, yang mendapatkan tugas dan kehormatan untuk melaksanakan magang di Taiwan. Harapannya setelah kembali ke Indonesia petani harus menjadi petani milenial yang membawa Indonesia ke lumbung pangan dunia 2045 dan produk-produknya siap ekspor.

        "Untuk dapat bersaing, Intinya pada kualitas produk harus dijaga. Mulai dari kebun sampai dengan produk itu di meja makan. Itu yang akan membuat harga produk pertanian kita bersaing. Contohnya Sandi (24 tahun) yang mampu mengemas 1 kilo dengan hanya 9 tomat. Tidak 10 atau 8 tomat. Karena kalau 1 kilo dengan 9 tomat harganya 19 ribu tapi kalau 1 kilo 10 atau 11 tomat harganya cuma 1.500. Artinya kualitas, seperti itu yang diinginkan konsumen. Hanya gara-gara jumlah butir dalam satu kilo harganya belipat ganda itu kualitas," tegas Dedi.

        Baca Juga: Kementan Kembangkan Budi Daya Gandum Lokal Eksotis di Indonesia Timur

        Dedi mengungkapkan produk yang berdaya saing harus memiliki produktivitas tinggi dengan kualitas tinggi yang terjaga dan kontinuitas yang terjamin. Sebagai generasi penerus petani, petani muda milenial ini harus mampu menghasilkan produk pertanian dengan produktivitas yang tinggi. Kalau biasanya produk pertanian menghasilkan 5 ton/ha ke depan harus bisa menghasilkan 10 ton /ha menjadi dua kali lipat.

        ?Jadi kalian semua yang ada disini harus hebat, jadilah job creator untuk meningkatkan kapastisas, kemampuan, pengalaman bagaimana bertani yang sukses, tutup Dedi.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Clara Aprilia Sukandar

        Bagikan Artikel: