2 Tahun Pakai Vape, Remaja di AS Alami Kejang, Saat di CT Scan. . .
Sudah banyak bukti yang memperlihatkan bahayanya vape atau rokok eletronik. Hal ini terkait adanya laporan 6 orang meninggal dan 450 orang mengalami kesulitan bernapas karena menggunakan vape.
Kasus teranyar, pemuda bernama Adam Hergenreder menuntut salah satu merek pembuat vape terkemuka. Lewat pengacaranya, pemuda berusia 18 tahun itu mengajukan gugatan ke Pengadilan Wilayah Lake County.
Karena Adam harus dirawat selama satu minggu usai mengalami mual dan sesak napas. Berdasarkan hasil pemeriksaan, vape membuat kondisi paru-parunya seperti seseorang berusia 70 tahun. Adam menuding Juul dengan sengaja memasarkan vape kepada kaum muda, dan menyiratkan pesan jika vaping itu keren.?
Baca Juga: Hati-Hati! Para Peneliti AS Temukan Bahan Berbahaya dalam Kandungan Vape
Merek tersebut, juga dianggap tidak mengungkapkan jika produknya mengandung bahan kimia berbahaya. Adam sendiri mengaku telah menggunakan rokok elektronik sejak berusia 16 tahun. Dia tertarik karena rasa vape yang dianggap enak dan tidak seperti rokok. Adam biasanya bisa menghirup vape satu atau satu setengah pod setiap hari.
Saat sudah dua tahun memakai vape, Adam mengalami kejang-kejang. Pemuda asal Amerika Serikat itu mengatakan rasanya seperti terserang stroke. Awalnya, ia merasa tidak enak badan pada bulan lalu tetapi menganggapnya sebagai flu perut.
Saat dibawa ke rumah sakit dan dokter melakukan CT scan pada perut Adam dan melihat sesuatu yang tidak biasa pada bagian bawah paru-parunya. Hal ini membuat dokter memutuskan melakukan rontgen. Hasil memperlihatkan ada kerusakan total di paru-paru Adam. Dokter mengatakan bila Polly terlambat membawa anaknya ke dokter, maka nyawanya tidak tertolong.
Saat dirawat, Adam hanya terhubung dengan infus dan oksigen. Beredar video yang menunjukkan ia tengah telentang dengan gelisah di tempat tidur. Dirinya bahkan sampai mengamuk karena berjuang untuk bernapas.
"Dia mengalami penyakit paru-paru yang parah terutama bagi orang muda. Dia sesak napas dan terengah-engah. Sangat mengkhawatirkan bahwa dia akan mengalami kerusakan paru-paru yang signifikan dan mungkin beberapa perubahan residual setelah sembuh," ujar dokter paru dan perawatan krisi yang merawat Adam, Dr Stephen Amesbury.
Usai menjalani perawatan dan pulang ke rumah, Adam mendesak semua orang agar tidak menggunakan vape. Saat ini pun dia masih dalam tahap pemulihan.
"Saya tidak ingin melihat siapa pun berada dalam situasi saya dan harus di rumah sakit. Jika saya tahu apa yang dilakukannya vape pada tubuh saya, saya tidak akan pernah menyentuhnya," tandas Adam seperti yang Okezone kutip dari The Sun.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Abdul Halim Trian Fikri