Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kerajaan Bisnis Sukanto Tanoto, Si Crazy Rich Medan Penguasa Lahan Ibu Kota Baru

        Kerajaan Bisnis Sukanto Tanoto, Si Crazy Rich Medan Penguasa Lahan Ibu Kota Baru Kredit Foto: Tanotofoundation.org
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Masih mengenai Sukanto Tanoto. Konglomerat asal Medan ini masih hangat menjadi perbincangan publik soal kuasa lahan di calon Ibu Kota baru RI, Kalimantan Timur.

        Sukanto merupakan sosok pengusaha yang memiliki kerajaan bisnis. Bahkan, hartanya tahun ini mencapai US$1,4 miliar, atau setara dengan Rp19,7 triliun, berdasarkan data dari Forbes 2019.

        Sukanto Tanoto adalah pendiri dari Royal Golden Eagle (RGE), sebuah perusahaan induk yang menaungi beberapa perusahaan manufaktur berbasis sumber daya alam. RGE memiliki aset lebih dari US$20 miliar dengan total karyawan sebanyak 60.000 orang.

        Baca Juga: Disebut Kuasai Lahan Ibu Kota Baru, Ini Sosok Konglomerat Sukanto Tanoto

        Untuk lebih jelasnya, RGE memiliki beberapa perusahaan yang ada di bawah naungannya. Berikut rinciannya:

        1. Kertas

        Di bidang kertas alias pulp and paper ada Asia Pacific Resources International Limited (APRIL) Group yang memiliki produk unggulan bernama PaperOne. Produk ini udah dipasarkan di lebih dari 70 negara di seluruh dunia.

        APRIL didirikan oleh Tanoto pada 1973 silam dan lokasi usaha mereka memang berfokus di Riau. Selain APRIL ada pula, Asia Symbol yang beroperasi di China, lebih tepatnya di Shandong dan Guangdong.

        2. Kelapa sawit

        Bukan hanya di bidang kertas, Tanoto juga memiliki sektor usaha di perkebunan kelapa sawit lewat perusahaannya yang bernana Asian Agri. Perusahaan ini berdiri pada tahun 1979 dan menjadi salah satu perusahaan sawit terbesar di Asia.

        Wajar saja, pasalnya, lahan yang mereka kelola di Sumatera Utara, Riau, dan Jambi mencapai 100 ribu hektare.

        Selain itu, mereka juga punya 25 ribu pegawai buat mengelola perkebunan sawitnya. RGE juga menaungi sebuah perusahaan bernama Apical Group. Perusahaan ini adalah salah satu eksportir minyak sawit terbesar di Indonesia.

        Apical Group memiliki 10 fasilitas pengolahan sawit yang tersebar di seluruh dunia, lima kilang, dan tiga tempat produksi biodiesel.

        3. Selulosa khusus

        Pernah dengar industri selulosa khusus? Selulosa itu bisa menjadi bahan yang sangat bermanfaat untuk membuat LCD, hingga tambahan bahan dasar pasta gigi.

        RGE ternyata mengelola Bracell, sebuah perusahaan yang beroperasi pertama kali di Brasil, dan bergerak di bidang industri kertas dan selulosa khusus. Perusahaan ini mengelola kurang lebih 234 ribu hektare lahan yang dimiliki oleh perusahaan, dan sekitar 83 ribu hektare lahan di area konservasi.

        Perusahaan ini juga melantai di Bursa Efek Hongkong pada 2010 silam dan memiliki kantor pemasaran di? Asia, Eropa, dan Amerika Serikat.

        Baca Juga: Gerindra: Bukan HTI Pelakunya

        4. Serat Viscose

        Perusahaan Tanoto ternyata memiliki anak usaha yang berbasis di Fujian, yaitu Sateri Viscose. Produk mereka adalah serat viscose. Apa itu serat viscose atau viscose-rayon ini?

        Viscose-rayon merupakan serat alami dan berkualitas tinggi, yang bahan dasarnya ternyata berasal dari serat kayu dan ditanam di perkebunan. Serat viscose terdapat pada bahan tekstil serta produk-produk perawatan diri yang ramah untuk kulit.

        Sateri sendiri adalah produsen serat viscose terbesar di dunia lho. Kalau Sateri itu perusahaan di luar negeri. Nah, di dalam negeri ada juga Asia Pasific Rayon (APR), perusahaan ini didirikan tahun 1973 dan beroperasi di Pangkalan Kerinci.

        Baca Juga: Bos Wika Gedung Lirik Proyek APBN di Ibu Kota Baru

        5. Energi

        Kalau yang di atas berkaitan dengan perkebunan dan yang terakhir ini bergerak di bidang energi. Tapi sama aja sih intinya sama-sama memanfaatkan sumber daya alam.

        RGE menaungi Pasific Oil & Gas yang aktif dalam kegiatan eksplorasi pengembangan, serta produksi minyak dan gas di Pulau Sumatera, Indonesia, dan wilayah-wilayah sekitarnya. Sementara itu di sektor hilir, mereka mengembangkan terminal penerima LNG dan pembangkit listrik Combined Cycle Gas Turbine (CCGT) besar di China.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Clara Aprilia Sukandar
        Editor: Clara Aprilia Sukandar

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: