Ekspor ke negara-negara besar di dunia terus ditingkatkan oleh pemerintah Indonesia. Dari sekian banyak produk yang menjadi andalan ekspor komoditas di Indonesia salah satunya yaitu komoditas pertanian.
Salah satu ekspor komoditas hasil pertanian yaitu komoditas tanaman semusim, tahunan, hias, dan lainnya. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2018, komoditas dengan kontribusi terbesar terhadap ekspor hasil pertanian yaitu komoditas pertanian tanaman tahunan sebesar 59,45%.
Di antara kelompok komoditas tanaman semusim, tahunan, hias, dan lainnya menurut dokumen PEB dan non PEB pada tahun 2018 terjadi peningkatan nilai pada tanaman semusim dan tanaman hias sebesar 57,04% dan 10,25%. Untuk tanaman tahunan mengalami sedikit penurunan pada nilai dan juga beratnya sebesar 17,98% dan 20,90%.
Baca Juga: Kementan Ajak Wisudawan IPB Jadi Agent Revolusi 4.0 Bidang Pertanian
Yang termasuk di dalam komoditas tanaman semusim di antaranya sayur-sayuran, tembakau, jagung, bunga, biji-bijian, tanaman berserat, kacang tanah, umbi-umbian, bibit bunga, buah-buahan semusim, dan tanaman semusim lainnya. Pada komoditas tanaman semusim salah satunya yaitu tembakau memiliki potensi yang cukup tinggi untuk meningkatkan devisa negara.
Pada tahun 2018 komoditas ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Menurut data dari BPS pada tahun 2018, komoditas ini memiliki berat ekspor sebesar 11,8 ribu ton atau meningkat sebanyak 4,91% dibandingkan tahun sebelumnya, dan nilai ekspor sebesar US$67,8 juta atau meningkat sebanyak 21,25% dibandingkan tahun sebelumnya.?
Kemudian tercatat ada lima negara tujuan ekspor komoditas ini dengan nilai ekspor terbesar di antaranya Sri Lanka, Republik Dominika, Jerman, Belgia, dan Filipina. Nilai ekspor tertinggi yaitu Sri Lanka sebesar US$14,4 juta diikuti oleh Republik Dominika sebesar US$12,4 juta.
Yang termasuk di dalam komoditas tanaman tahunan di antaranya kopi, tanaman obat, aromatik dan rempah, lada hitam, lada putih, biji kakao, cengkeh, lada lainnya, teh, karet alam, tanaman tahunan lainnya, serta buah-buahan tahunan.
Dari berbagai jenis yang termasuk di dalam komoditas tanaman tahunan salah satunya tanaman obat, aromatik, dan rempah memiliki kontribusi yang cukup besar pada ekspor tanaman tahunan.
Adanya peningkatan kontribusi ekspor pada tahun 2018. Berdasarkan data dari BPS, tanaman obat, aromatik, dan rempah memiliki kontribusi sebesar 29,48% dari total ekspor tanaman tahunan dan meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca Juga: Penerapan Teknologi Dinilai Dongkrak Ekspor Pertanian
Selain itu, ada peningkatan berat ekspor pada tahun 2018. Tercatat, tanaman obat, aromatik, dan rempah memiliki berat ekspor sebesar 336.079 ton dan pada tahun 2017 sebesar 325.792 ton.
Apabila dilihat dari negara tujuan ekspor tanaman obat, aromatik dan rempah terbesar pada tahun 2018 terdapat tiga negara dengan nilai ekspor tertinggi yaitu Thailand kemudian diikuti Iran dan Amerika Serikat. Ekspor tanaman ini ke Thailand sebesar US$131,7 juta; Iran sebesar US$88,7 juta; dan Amerika Serikat sebesar US$80,7 juta.
Pada tahun 2017 hingga 2018 tanaman hias selalu mengalami peningkatan baik dari segi berat ekspor maupun nilai ekspor. Berdasarkan data dari BPS pada tahun 2017, tanaman hias memiliki berat ekspor sebesar 2.371 ton dan nilai ekspor sebesar US$2,7 juta. Kemudian pada tahun 2018 memiliki berat ekspor sebesar 3.047 ton dan US$3 juta untuk nilai ekspor.
Tercatat, pada tahun 2018 terdapat tiga negara tujuan ekspor tanaman hias terbesar. Pertama yaitu Jepang kemudian diikuti oleh China dan Australia. Nilai ekspor tanaman hias ke Jepang senilai US$1,16 juta; kemudian untuk China senilai US$613 ribu dan Australia senilai US$286 ribu.
Adanya prestasi dari ekspor ketiga komoditas ini tak lepas dari peran pemerintah melalui Kementerian Pertanian yang terus menggalakkan ekspor negara ini. Kementerian Pertanian cukup serius dan gigih untuk meningkatkan kualitas ekspor Indonesia terutama di sektor pertanian.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: