Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        AS Tuduh Suriah Gunakan Senjata Kimia

        AS Tuduh Suriah Gunakan Senjata Kimia Kredit Foto: Reuters/Alex Wroblewski
        Warta Ekonomi, New York -

        Tudingan Amerika Serikat (AS) atas Suriah yang mengatakan kalau negara pimpinan Bashar al-Assad telah menggunakan senjata kimia dalam sebuah serangan.

        Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo mengatakan rezim Assad menggunakan klorin pada 19 Mei lalu, saat melakukan serangan kepada pemberontak di Provinsi Latakia.

        "Amerika Serikat tidak akan membiarkan serangan-serangan ini dan kita tidak akan mentolerir mereka yang memilih untuk menyembunyikan kekejaman ini," kata Pompeo mengutip AFP, Jumat (27/9/2019).

        Baca Juga: Soal Pertukaran Tahanan AS-Iran, Pompeo Pilih Bungkam

        Pompeo secara tegas mengatakan bahwa AS akan terus menekan Suriah di bawah al-Assad karena cukup berbahaya.

        "Amerika Serikat akan terus menekan rezim Assad yang berbahaya untuk mengakhiri kekerasan yang ditujukan pada warga sipil Suriah dan berpartisipasi dalam proses politik yang dipimpin PBB," lanjutnya.

        Pompeo kemudian terlibat dalam pertemuan bersama Perancis, Jerman, Arab Saudi, Yordania dan Mesir, yang mengatakan dalam sebuah pernyataan bersama, "Penggunaan senjata kimia apa pun di Suriah tidak akan ditoleransi."

        Empat orang terluka dalam serangan itu tapi tidak ada korban jiwa.

        Jim Jeffrey, perwakilan khusus AS untuk Suriah mengatakan serangan kimia pertama pada tahun ini menimbulkan kekhawatiran penggunaan lebih lanjut.

        Baca Juga: 2 WNI Asal Indonesia Ditemukan Usai Hilang di Suriah Selama 11 Tahun

        "Kami khawatir rejim itu, yang memiliki pasukan infanteri yang sangat lemah, akan mencoba menggunakan senjata kimia sekali lagi untuk menebus ketidakmampuannya merebut tanah dengan kekuatan tempur," kata Jeffrey.

        Tidak ada verifikasi independen soal tentang serangan itu, di mana pengamat hak asasi mengatakan bahwa lebih dari 1.000 orang telah terbunuh dan 400.000 orang terlantar sejak pemerintah memulai melakukan pengeboman pada bulan April.

        Amerika Serikat dan Prancis sebelumnya sama-sama curiga rezim Assad menggunakan senjata kimia, tetapi menunda untuk membuat keputusan resmi, dengan mengatakan butuh lebih banyak penyelidikan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: