Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Trump Sebut Dirinya Ingin dan Berhak Bertemu Whistleblower

        Trump Sebut Dirinya Ingin dan Berhak Bertemu Whistleblower Kredit Foto: Reuters.
        Warta Ekonomi, Washington -

        Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump mengatakan, dia ingin dan berhak bertemu dengan "Whistleblower", yang mengadukan soal adanya tekanan yang dilakukan Trump terhadap Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky.

        Pengaduan "Whistleblower" yang menjadi dasar ketua DPR AS, Nancy Pelosi secara resmi melakukan penyelidikan, sebagai bagian dari upaya memakzulkan Trump.

        Trump diduga menekan Zelensky agar menindak putra mantan Wakil Presiden AS Joe Biden, Hunter Biden, atas dugaan korupsi dan pencucian uang dalam menjalankan bisnis gas di Ukraina. Joe Biden saat ini menjadi bakal calon presiden Partai Demokrat untuk pemilu AS tahun 2020.

        Baca Juga: Soal Pemakzulan Dirinya, Donald Trump Emosi den Bilang. . .

        "Seperti setiap orang Amerika, saya layak untuk bertemu dengan penuduh saya, terutama ketika penuduh ini, yang disebut "Whistleblower" mewakili percakapan yang sempurna dengan pemimpin asing dengan cara yang benar-benar tidak akurat dan curang," kata Trump, seperti dilansir Channel News Asia pada Senin (30/9/2019).

        Sang whistleblower yang disebut-sebut merupakan agen CIA telah setuju untuk bersaksi di hadapan Komite Intelijen Parlemen. Pengacara whistleblower, Andrew Bakaj mengatakan, kliennya sekarang berada di bawah perlindungan federal karena dia khawatir akan keselamatannya.

        Bakal mengindikasikan bahwa kantor Direktur Intelijen Nasional telah mengaktifkan "sumber daya yang sesuai" untuk melindungi whistleblower tersebut.

        Sementara itu, sebelumnya dalam rentetan tweet-nya, Trump, yang mengutip kontributor Fox News, Pastor Robert Jeffress, yang mengklaim pelengseran Trump yang sukses dari Oval Office Gedung Putih akan menyebabkan fraktur seperti perang saudara di AS yang tidak akan pernah sembuh.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: