China dinilai hampir setara dengan Amerika Serikat (AS) di beberapa bidang teknologi. Bahkan, para ahli menyatakan, China akan segera menyalip musuhnya di perang dagang itu dalam beberapa hal.
Dapat dikatakan, kini keduanya tak hanya bersaing dari segi ekonomi saja, tetapi juga dalam hal terkait teknologi. Ahli menilai, China memiliki kekuatan teknologi di bidang kecerdasan buatan, robot, penyimpanan energi, jaringan 5G, sistem informasi kuantum, dan bioteknologi.
?China menutup kesenjangan teknologi dengan AS, meski belum sesuai dengan kemampuan AS secara keseluruhan, mereka akan jadi kekuatan besar dalam sejumlah bidang teknologi,? kata lembaga Council on Foreign Relations (CFR) yang berbasis di AS, dikutip dari CNBC Internasional, Selasa (1/10/2019).
Baca Juga: Trump Harus Damai dengan China Sebelum Pemilu AS, Kalau Tidak. . . .
Bahkan, ekonomi digital China menyumbang lebih dari 34% dari produk domestik bruto negara. Negeri Tirai Bambu juga memiliki raksasa teknologi seperti Alibaba dan Tencent.
"Kami memegang kunci teknologi dari AS yang benar-benar dihancurkan oleh China pada saat ini," ujar Kepala Investasi di Hermes Investment Management, Eoin Murray.
Kemajuan pesat berkat teknologi itu terjadi karena meledaknya pengguna internet selama bertahun-tahun. Jumlah pengguna internet di China pada 2008 berjumlah 298 juta, lebih dari 22% dari populasi saat itu, menurut Pusat Informasi Jaringan Informasi Jaringan Internet China (CNNIC).
Angka itu meningkat menjadi 854 juta pada akhir Juni 2019, menjangkau lebih dari 60% dari jumlah populasi.
Lebih dari 99% pengguna internet China menggunakan perangkat seluler mereka, berdasarkan statistic resmi pemerintah. Sementara di AS, jumlah pengakses internet dari seluler hanya berjulah 92%, menurut data dari eMarketer.
Banyaknya pengguna seluler di China telah membantu perusahaan meluncurkan produk dengan cepat, dalam skala besar. Maka dari itu, kebangkitan internet China mengancam posisi kuat sejarah Amerika dalam teknologi.
Bahkan, di sisi produsen ponsel pintar, pasar perangkat premium Apple harus terkikis perlahan karena kehadiran perangkat premium milik Huawei. Pada kuartal pertama 2018, 80% pendapatan Apple di China berasal dari kategori ponsel premium. Setahun kemudian, pangsa pasar perusahaan AS itu malah merosot menjadi 37% karena Huawei dan produsen lokal lainnya.
Di periode yang sama, Huawei Technologies justru mencatatkan pertumbuhan pangsa pasar hingga hampir lima kali lipat, menduduki angka 48%, menurut lembaga riset Counterpoint.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna