Perang Dagang, Konglomerat Kanada: Jangan Suruh Saya Pilih AS atau China
Konglomerat asal Kanada Jimmy Pattison mengaku khawatir terhadap dampak perang dagang yang terjadi antara Amerika Serikat (AS) dan China. Ia takut apabila disuruh memilih antara keduanya.
Pemilik Jim Pattison Group ini berharap negaranya bisa lebih business friendly agar bisa mengundang lebih banyak penanaman investasi. Pasalnya, bersahabat dengan negara asing juga bisa menambah lapangan kerja.
Melansir dari Bloomberg (3/10/2019), Pattison mengaku perang dagang yang terjadi sangat rumit. Meskipun negaranya terlibat dengan perang dagang karena merupakan sekutu dengan AS, Pattison juga menjalin banyak bisnis dengan China.
Baca Juga: Gegara Perang Dagang, Kekayaan Miliarder Ini Justru Melambung
"Saya harap tidak (memilih pihak tertentu). Kita melakukan banyak bisnis dengan AS, dan kami melakukan lebih banyak dan banyak bisnis di China. Saya membahas perusahaan saya. Jadi apa yang terjadi secara politik memberikan efek dratis ke kami. (Tetapi) kami sudah terdiversifikasi. Dan itu bagus," ujar Pattison.
Kendati demikian, Pattison yakin posisi perusahaannya kuat berkat diversifikasi. Sentimen yang disampaikan sang?miliarder mirip dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong yang khawatir jika negara-negara harus memilih antara AS atau China akibat perang dagang.
Baca Juga: Dampak Perang Dagang, Pangsa Pasar Perusahaan China Ini Melorot
Berdasarkan data Bloomberg Billionaire Index, kekayaan Jimmy Pattison kini sebesar US$6,47 miliar atau Rp91,8 triliun. Ia saat ini adalah salah satu orang terkaya di Kanada.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Clara Aprilia Sukandar
Editor: Clara Aprilia Sukandar
Tag Terkait: