Insentif untuk Rakyat Kecil Jadi Jurus Perkuat Ekonomi Domestik di Tengah Gejolak Global
Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Di tengah kian panasnya tensi perang dagang global, khususnya akibat kebijakan tariff impor Amerika Serikat (AS) yang agresif di bawah Presiden Donald Trump, pemerintah Indonesia didesak untuk memperkuat pertahanan ekonomi domestik melalui berbagai cara. Salah satunya adalah melalui pemberian insentif kepada masyarakat, terutama kelompok kelas menengah ke bawah.
Ekonom dan Direktur Ekonomi Digital Center of Economics and Law Studies (Celios), Nailul Huda, menilai bahwa pemerintah perlu fokus menguatkan permintaan dalam negeri dengan memperbaiki daya beli masyarakat.
Menurut dia, insentif untuk kebutuhan pokok seperti listrik dan energi bisa menjadi salah satu langkah konkret yang berdampak secara langsung.
“Insentif ini tidak hanya meringankan beban rumah tangga, tetapi juga bisa menjadi bantalan ekonomi nasional ketika ekonomi global dilanda resesi,” ujar Huda kepada Warta Ekonomi, Rabu (9/4/2025).
Baca Juga: AS Klaim Sukses Raup US$2 Miliar Sehari Berkat Tarif Trump
Ketika dunia sedang menghadapi ketidakpastian lantaran kebijakan tariff resiprokal antarnegara, Huda menyebut bahwa memperkuat konsumsi domestic menjadi kunci untuk menjaga pertumbuhan.
“Dari situlah keberpihakan pada rakyat kecil memainkan peran vital,” jelasnya.
Senada dengan pernyataan Huda, Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) juga sempat mengungkapkan strategi yang disiapkan oleh Presiden Prabowo Subianto untuk mengantisipasi dampak disrupsi ekonomi global tersebut.
Dalam keterangannya, Deputi Bidang Diseminasi dan Media Informasi PCO, Noudhy Valdryno, menjelaskan bahwa pemerintah akan mengedepankan tiga strategi utama: memperluas mitra dagang, mempercepat hilirisasi sumber daya alam, serta memperkuat konsumsi dalam negeri.
Kebijakan ini, kata Noudhy, merupakan bentuk respons aktif pemerintah terhadap ancaman ketidakstabilan global, sekaligus penegasan bahwa Indonesia tidak akan tinggal diam menghadapi tekanan eksternal.
Tak hanya itu, Presiden Prabowo juga menggulirkan rencana besar untuk memperkuat ekonomi desa melalui pembentukan 80.000 Koperasi Desa Merah Putih.
Baca Juga: AS Turun Kasta, Dicap Jadi Mirip Negara Berkembang karena Trump!
Adapun tujuan dari program tersebut yakni membuka jutaan lapangan kerja baru, mendorong perputaran uang di daerah, dan pada akhirnya mengurangi ketergantungan terhadap impor.
“Dengan mendongkrak konsumsi rumah tangga yang menyumbang sekitar 54 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Program ini akan menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar Noudhy.
Dalam konteks perang dagang dan ancaman resesi, sambungnya, kebijakan semacam ini menunjukkan arah baru yang lebih berakar pada kekuatan domestik.
“Kita siapkan tameng ekonomi bukan hanya dengan strategi geopolitik dan dagang saja, melainkan juga dengan memperkuat fondasi paling dasar yakni daya beli rakyat,” pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement