Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kecelakaan Pesawat Misterius yang Tewaskan Sekjen PBB Tahun 1961, Diduga. . .

        Kecelakaan Pesawat Misterius yang Tewaskan Sekjen PBB Tahun 1961, Diduga. . . Kredit Foto: (Foto: AP)
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Penyelidikan terbaru mengungkapkan jika kecelakaan pesawat misterius yang menewaskan mantan Sekjen PBB pada 1961, mungkin disebabkan oleh serangan eksternal yang disengaja. Dag Hammarskjold dikabarkan terbang dengan misi perdamaian yang kontroversial ke Kongo yang dilanda perang ketika pesawat DC-6 miliknya jatuh di wilayah yang saat ini berada di modern Zambia. Peristiwa itu terjadi meskipun pesawat tersebut dalam kondisi sempurna dan memiliki awak yang berpengalaman.

        Negara Inggris, AS, Afrika Selatan dan Rusia, yang semuanya memiliki pasukan resmi atau tidak resmi yang terlibat dalam konflik sipil di Kongo, dituduh telah menyembunyikan informasi tentang tragedi itu. Hal itu disampaikan dalam laporan terbaru setebal 95 halaman yang dirilis PBB mengenai tragedi tersebut.

        Empat negara itu, bersama dengan sejumlah kekuatan barat lainnya, memiliki kepentingan dalam perang tersebut. Beberapa perusahaan internasional besar berusaha untuk mendapatkan akses ke kekayaan mineral di kawasan konflik itu setelah Republik Demokratik Kongo, yang saat Itu bernama Zaire, memerdekakan diri dari Belgia setahun sebelumnya.

        Baca Juga: Ternyata Markas PBB Tak Hanya di New York, di Mana yang Lainnya?

        Saat ke negara itulah Hammarskjold, diplomat Swedia yang kemudian menjabat sebagai Sekretaris Jenderal PBB terbang untuk menjalankan sebuah misi perdamaian.

        "Tampaknya masuk akal bahwa serangan eksternal atau ancaman mungkin menjadi penyebab kecelakaan itu, apakah dengan serangan langsung atau dengan menyebabkan gangguan sementara pada pilot," demikian isi laporan yang disampaikan Mohamed Chande Othman, mantan ketua Mahkamah Agung Tanzania sebagaimana diwartakan Independent, Rabu (9/10/2019).

        Othman menuturkan jika penyelidikan itu dilakukan berdasarkan informasi baru, termasuk penjelasan tentang kemungkinan penyebab, beberapa foto lokasi kecelakaan, penyadapan komunikasi yang relevan, peran kontrol lalu lintas udara dan informasi lebih lanjut tentang kapasitas militer berbagai pihak di wilayah tersebut.

        Baca Juga: PBB Alami Krisis Keuangan, Kok Bisa?

        "Kehadiran paramiliter asing di area itu, termasuk pilot, dan personel intelijen," berarti serangan tidak dapat dikesampingkan, kata laporan itu.

        Tetapi, walau penyelidikan dikatakan telah membuat kemajuan, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, mengatakan " pekerjaan itu akan perlu dilanjutkan dengan urgensi baru, dengan tujuan untuk menetapkan kebenaran dari peristiwa tragis tersebut".

        Dia menjelaskan jika 14 negara telah diminta untuk menunjuk personel independen untuk melakukan tinjauan internal yang komprehensif terhadap arsip intelijen, keamanan dan pertahanan sebagai bagian dari penyelidikan.

        Dia menuturkan bahwa sebagian besar negara telah memenuhi permintaan tersebut tetapi Inggris, AS, Afrika Selatan dan Rusia semuanya gagal memberikan tanggapan "substantif" untuk pertanyaan tentang dokumen-dokumen utama dan kemungkinan bukti yang mungkin mereka pegang.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Abdul Halim Trian Fikri

        Bagikan Artikel: