Ibu kota baru di Kalimantan Timur direncanakan tidak akan seperti Jakarta. Dalam soal desain kota hingga menyiapkan ibu kota sebagai kota mandiri pangan.?Dalam soal penyediaan pangan, Jakarta mengandalkan suplai bahan pangan dari daerah lain. Ibu kota baru akan didesain memiliki kawasan pertanian yang akan memasok bahan pangan untuk kebutuhan masyarakat sendiri.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, dalam sebuah pernyataan tertulisnya beberapa waktu lalu mengatakan bahwa pemerintah akan membangun ibu kota yang mandiri pangan, tidak bergantung pada suplai bahan impor. "Mimpi besar pemerintah adalah menyiapkan pangan untuk penduduk ibu kota baru," terangnya.
Baca Juga: Pindah Ibu Kota, Pemerintah Butuh Lahan 160 Ribu Hektare Lahan
Ada 10 kabupaten di Kaltim yang akan menjadi kawasan penyangga kebutuhan bahan pangan masyarakat ibu kota. Kabupaten tersebut adalah Berau, Bulungan, Nunukan, Malinau, Tana Bumbu, Tanah Laut, Kapuas Hulu, Ketapang, Kutai Barat, dan Paser. Masing-masing kabupaten akan menjadi sentra bagi beberapa jenis tanaman pangan tertentu. Misal, Ketapang sebagai sentra cabai dan Kutai Barat sebagai sentra padi dan jagung.?
Menurut Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian, Anton Prihasto, lahan pertanian yang dibutuhkan antara lain untuk lahan cabai seluas 2.600 hektare dan untuk lahan bawang merah 2.400 hektare. Anton juga menyatakan bahwa Kementerian Pertanian telah menyiapkan anggaran untuk pembangunan kawasan pertanian di Tahun Anggaran 2020 sebesar Rp18,6 miliar.
Untuk rancangan besar ibu kota negara yang baru, pemerintah telah membuat grand design yang akan melibatkan sejumlah pakar di bidang arsitektur dan pengembangan kota. Namun, untuk mendapatkan desain terbaik dan tepat sesuai kebutuhan ibu kota baru nanti, pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mengadakan sayembara desain.?
Kabar mengenai enggannya Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk pindah ke ibu kota baru disikapi Menteri PUPR, Basuki Hadi Muljono, dengan serius. Ia tidak ingin ibu kota yang baru sepi seperti kota hantu lantaran tak ada yang mau tinggal di sana.
"Maka itu akan kita lakukan sayembara ini. Untuk membuka partisipasi luas masyarakat, khususnya bagi yang punya kemampuan di bidang arsitektur dan pengembangan kota," kata Basuki seperti dikutip Rakyat Merdeka, belum lama ini.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lili Lestari
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: