Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Geram, Trump Ingin Segera Jadi Penengah Turki-Kurdi

        Geram, Trump Ingin Segera Jadi Penengah Turki-Kurdi Kredit Foto: Antara/Reuters/Yuri Gripas
        Warta Ekonomi, Washington -

        Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan ia berharap bisa menjadi penengah antara Turki dan Kurdi. Ia mengatakan hal itu menyusul serangan Turki terhadap pasukan Kurdi di Suriah timur laut.

        Trump, yang menarik pasukan AS keluar dari daerah itu sebelum serangan Turki, mengatakan bahwa AS memiliki tiga opsi.

        "Kami memiliki satu dari tiga pilihan: Kirim ribuan pasukan dan menangkan secara militer, pukul Turki sangat keras secara finansial dan dengan Sanksi, atau menengahi kesepakatan antara Turki dan Kurdi!" kata Trump.

        Baca Juga: Invasi Turki ke Suriah Punya Konsekuensi, AS Memperingati

        "Saya harap kita bisa menengahi," kata Trump ketika ditanya tentang opsi oleh wartawan di Gedung Putih. "Turki tahu di mana aku berdiri," imbuhnya seperti dikutip dari Al Jazeera, Jumat (11/10/2019).

        Trump mengatakan dia tidak berpikir orang Amerika ingin melihat militer AS dikirim kembali ke wilayah tersebut.

        "Kami mungkin akan melakukan sesuatu yang sangat sulit sehubungan dengan sanksi dan hal-hal keuangan lainnya," kata Trump tanpa menjelaskan lebih lanjut.

        Trump memerintahkan pasukan AS untuk mundur setelah pembicaraan telepon dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdoganon pada Minggu (6/10/2019).

        Keputusannya mendorong kecaman dari tokoh senior di Partai Republik sendiri yang menuduhnya meninggalkan sekutu setia AS --Pasukan Demokrat Suriah (SDF). SDF telah menjadi sekutu utama pasukan AS di Suriah dalam pertempuran melawan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) sejak 2014.

        SDF dipimpin oleh Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG), yang Turki anggap sebagai kelompok "teroris".

        Trump sendiri menyebut serangan Turki sebagai "ide buruk" dan mengatakan ia tidak mendukungnya. Ia juga mengancam akan menghancurkan ekonomi sekutunay di NATO itu jika operasi Ankara menyapu bersih populasi Kurdi di Suriah timur laut.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: