Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Perdana, Kementan Lepas 20 Ton Kopi Amstirdam asal Jatim ke Australia

        Perdana, Kementan Lepas 20 Ton Kopi Amstirdam asal Jatim ke Australia Kredit Foto: Kementan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Karantina Pertanian (Barantan) melepas ekspor perdana kopi Amstirdam asal Jawa Timur (Jatim) ke Australia sebanyak 20 ton. Pelepasan ekspor digelar di Malang, Jawa Timur, Selasa (15/10/2019).

        Kopi berjenis robusta asal petani di Malang (Kecamatan Ampelgading, Sumbermanjing Wetan, Tirtoyudo, dan Dampit) atau dikenal dengan Kopi Amstirdam ini telah menjadi langganan untuk 42 negara Asia dan Eropa.

        "Alhamdulilah, satu lagi pasar kopi asal Jatim terbuka ke Australia. Kami berharap dengan ekspor ini ada tambahan margin keuntungan bagi petani. Kita berbagi dengan petani agar bertambah kesejahteraan dan petani makin bersemangat menanam," kata Kepala Barantan Ali Jamil.

        Baca Juga: Lewat Kreasi Nusantara, Shopee Ekspor Produk Lokal ke Global

        Selain itu, juga dilakukan penyerahan sertifikat kesehatan tumbuhan atau Phyosanitary Certificate (PC) sebagai persyaratan negara tujuan kepada ekspotir PT Asal Jaya.

        Program Agro Gemilang

        Ali Jamil menuturkan, sesuai dengan instruksi Menteri Pertanian dalam mendorong ekspor produk pertanian, Kementan melalui Barantan telah menggagas program Ayo Galakkan Ekspor Komoditas Pertanian oleh Generasi Milenial Bangsa (Agro Gemilang).

        Program ini ditujukan untuk membuka akses informasi dan layanan seluas-luasnya pelaku usaha agribisnis, khususnya kaum muda yang baru memasuki bisnis ekspor produk pertanian.

        Lanjut Ali Jamil, fasilitasi layanan ekspor berupa bimbingan teknis pemenuhan persyaratan Sanitary and Phytosanitary (SPS), serta sinergisitas dengan para pemangku kepentingan, baik pusat, daerah, dan pelaku usaha.

        Barantan pun telah siapkan aplikasi komoditas ekspor, i-MACE yang dapat diakses sebagai landasan kebijakan pembangunan pertanian berbasis ekspor.?

        "Program Agro Gemilang ini juga berupa terobosan layanan cepat proses bisnis karantina yakni berupa pemeriksaan di gudang pemilik, inline inspection, dan layanan prioritas," tuturnya.

        Sementara untuk perluasan akses pasar, melalui Agro Gemilang, Barantan melakukan terobosan layanan berupa sertifikat elektronik, e-Cert. Layanan ini selain mempercepat proses di tempat pengeluaran, juga menjadi jaminan bagi keberterimaan produk di negara tujuan.

        "Program ini juga mengajak partisipasi masyarakat dengan kampanye publik #BeraniEkspor," terang Ali Jamil.

        Ali Jamil menekankan, partisipasi masyarakat sangat diperlukan khususnya untuk menjaga status kesehatan hewan dan tumbuhan agar tetap sehat, aman dikonsumsi, dan laris di pasar dunia.

        "Laporkan dan periksakan hewan dan tumbuhan saat dilalulintaskan kepada petugas Karantina. Jika ingin ekspor, datang dan tanyakan program Agro Gemilang," tegasnya.

        Meningkat, Indikator Akselerasi Ekspor Produk Pertanian Asal Jatim

        Di tempat yang sama, Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya, Musyaffak Fauzi mengatakan, data dari sistem otomasi karantina pertanian IQFAST di wilayah kerjanya, ekspor produk pertanian asal Jawa Timur menunjukan tren peningkatan. Tercatat nilai barang pada 1 September hingga 14 Oktober 2019 sebesar Rp3,75 triliun.

        "Kami berharap, Kementan menggencarkan program Agro Gemilang agar dapat terus memacu pertumbuhan, tidak saja volume, frekuensi, dan ragam komoditas, namun juga menumbuhkan eksportir muda. Jawa Timur miliki potensi sumber daya alam hayati yang besar, jangan ragu, berani ekspor," ujarnya.

        Baca Juga: Memperluas Pasar Ekspor Sawit Indonesia

        Pimpinan PT Asal Jaya, Haryanto selaku eksportir mengapresiasi layanan cepat karantina pertanian. Pasalnya benar-benar merangkang kemajuan bisnis sehingga pelaku usaha terus melakukan aktivitas ekspornya.

        "Layanan jemput bola dari Karantina Pertanian Surabaya membuat proses bisnisnya lebih cepat 30 persen," ujarnya.

        Perlu diketahui, dalam pelepasan ekspor ini tidak hanya komoditas kopi, namun juga dilepas 1 ton mangga harum manis ke Malaysia dengan senilai Rp360 juta.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: