Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Operasi Militer Turki Disebut Lebih Untungkan ISIS

        Operasi Militer Turki Disebut Lebih Untungkan ISIS Kredit Foto: Reuters/Stoyan Nenov
        Warta Ekonomi, Damaskus -

        Invasi Turki terhadap pasukan Kurdi di Suriah timur laut dinilai menguntungkan kelompok teroris?Negara Islam?atau ISIS dan berisiko membuat kelompok itu bangkit lagi. Penilaian ini disampaikan penasihat politik Presiden Suriah Bashar al-Assad, Bouthaina Shaaban.

        "Setiap perang menciptakan kekacauan dan kekacauan adalah iklim yang baik untuk terorisme. Jadi invasi ini menciptakan iklim yang lebih baik bagi teroris ISIS," katanya kepada Russia Today, yang dilansir Kamis (17/10/2019).

        "Tapi, kekuatan utama yang berjuang untuk Turki sekarang adalah Jabhat al-Nusra. Jadi para teroris dipimpin oleh Turki sekarang untuk menduduki bagian dari tanah Suriah," ujarnya.

        Baca Juga: Tak Ambil Pusing, Trump Sebut Konflik Turki-Suriah Bukan Masalah AS

        "Dan sejak awal adalah Turki, yang mengizinkan teroris dari seluruh dunia untuk menyeberangi perbatasan dan berperang melawan rakyat Suriah," imbuh dia.

        "Kami melihat mereka sebagai kekuatan pendudukan. Mereka tidak datang atas undangan dari pemerintah Suriah. Mereka tidak ada hubungannya di tanah kami. Dan alasan mereka ada di sini adalah untuk melindungi teroris," imbuh Shaaban.

        Sebuah kebangkitan ISIS, lanjut Shaaban, sebagai salah satu konsekuensi yang mungkin tidak disengaja dari serangan militer Turki di daerah perbatasan yang dikendalikan oleh milisi Kurdi. Kurdi sendiri sudah memperingatkan bahwa mereka tidak akan bisa terus menahan para militan ISIS karena harus berperang melawan Turki.

        Ketika operasi Turki berlangsung, Kurdi menoleh ke Damaskus. Shaaban mengatakan pemerintah Assad dengan senang hati akan membantu pasukan Kurdi meski sebelumnya mereka berpihak pada Amerika Serikat (AS), negara yang Suriah anggap sebagai sumber utama ketidakstabilan yang harus dihadapi selama delapan tahun terakhir.

        "Suku Kurdi adalah bagian tak terpisahkan dari masyarakat kami. Seperti yang Anda tahu, Suriah memiliki banyak etnik, banyak (sekte agama) ... Pemerintah selalu berusaha meminta (Kurdi) untuk bekerja sama, untuk membantu mempertahankan perbatasan kami. Dan selama perang ini, kami menyediakan (beberapa) senjata kepada Kurdi dan mereka berperang bersama dengan tentara Suriah melawan terorisme," paparnya.

        AS mengklaim tujuan pasukannya dikerahkan ke Suriah adalah untuk mengalahkan ISIS. Milisi Kurdi yang dibantu oleh pesawat tempur dan artileri Amerika, memainkan peran penting dalam merebut Raqqa, wilayah Suriah yang diklaim ISIS sebagai ibu kota mereka.

        Baca Juga: Soal Serangan Turki di Suriah, Erdogan Bilang. . .

        Pasukan Kurdi juga melakukan ekspansi ke luar wilayah mereka dan merebut hampir seluruh wilayah timur Sungai Eufrat, termasuk ladang minyak yang berharga.

        Berbicara tentang operasi Turki yang sedang berlangsung, Shaaban mengatakan bahwa Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan harus menerima peringatan dari sejarah Suriah, yang tidak memaafkan penjajah.

        "Lebih dari 10.000 tahun banyak penjajah datang dimakamkan di tanah kami. Kami, orang-orang Suriah, tetap menjadi penguasa negara," katanya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: