Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bank Danamon Bukukan Laba Bersih Sebesar...

        Bank Danamon Bukukan Laba Bersih Sebesar... Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Bank Danamon Indonesia Tbk pada kuartal III membukukan laba bersih setelah pajak sebesar Rp2,6 triliun. Secara total portofolio kredit dan trade finance Bank Danamon tercatat tumbuh 7% menjadi Rp143,6 triliun.

        Chief Financial Officer Bank Danamon, Muljono Tjandra, mengatakan bahwa pertumbuhan Bank Danamon ditopang oleh pertumbuhan kredit dari segmen usaha kecil dan mikro (UKM) serta consumer mortage atau KPR yang terus bertumbuh. Begitu juga pembiayaan dari kendaraan bermotor melalui Adira Finance terus meningkat.

        Baca Juga: Merger dengan BNP Finish, Bank Danamon Agendakan. . . .

        Muljono menjelaskan untuk kredit consumer mortage pada kuartal III ini tercatat tumbuh 22% menjadi Rp8,96 triliun secara setahunan. Sementara, kredit di segmen enterprise banking yang terdiri dari segmen perbankan korporasi, perbankan komersial, dan institusi keuangan atau EB & FI naik 11% menjadi Rp42,2 triliun. Begitu juga segmen perbankan UKM yang juga mencatatkan pertumbuhan sebesar 9% dari tahun sebelumnya menjadi Rp33,4 triliun.

        Selain itu, pembiayaan kendaraan bermotor, Adira Finance, tumbuh 8% secara setahunan menjadi Rp53,9 triliun pada sembilan bulan pertama 2019. Di luar perbankan mikro, total portofolio kredit dan trade finance tumbuh 9% menjadi Rp142,8 triliun secara setahunan. Dari sisi likuiditas dan permodalan, Muljono mengungkapkan saat ini Bank Danamon memiliki kondisi rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) yang sangat baik di kelasnya.

        Pasca penggabungan dengan Bank BNP, CAR konsolidasian dan CAR khusus bank masing-masing berada pada posisi 22,5% dan 23,0%. Untuk giro dan tabungan atau CASA naik 10% menjadi Rp54,2 triliun, sementara Deposito naik 17% menjadi Rp59,4 triliun. Rasio intermediasi makroprudensial (RIM) atau Macroprudential Intermediation Ratio pada posisi 97,4% menunjukkan likuiditas bank yang cukup untuk mendukung pertumbuhan ke depan.

        Sementara itu, rasio kredit bermasalah atau NPL tercatat di posisi 3,2%. Rasio biaya kredit (Cost of Credit Ratio) berada di posisi 2,7%.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Boyke P. Siregar
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: