Pemerintah Indonesia melalui Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyatakan sikap mewaspadai dampak lebih jauh dari tewasnya pentolan kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Hal itu disampaikan langsung Suhardi Alius selaku kepala BNPT, Senin (28/10/2019).
Suhardi mengatakan apa yang terjadi di Timur Tengah dapat berpengaruh pada situasi dalam negeri Indonesia. Pernyataan itu disampaikannya kala ditemui usai menandatangani kesepakatan dengan Maroko mengenai penanggulangan terorisme.
"Kita sudah mendengar itu (kematian al-Baghdadi), tapi kita harus tetap tidak boleh meremehkan, kita memperhatikan apa yang akan terjadi setelah ini," katanya.
Baca Juga: 7 Negara Beri Respons Soal Kabar Tewasnya Al-Baghdadi
Tidak hanya Indonesia, lanjut Suhardi, seluruh dunia juga akan merasakan dampak yang ditimbulkan dari kasus tersebut. Sebab itulah Suhardi mengimbau kepada masyarakat agar lebih berhati-hati.
"Kita harus hati-hati, karena itu akan berdampak. Karena sekarang ini semua masalah berdampak global, kejadian di Timur Tengah berdampak pada dalam negeri (Indonesia). Seluruh dunia, saya rasa buka cuma di Indonesia. Tadi Maroko juga menyampaikan itu, permasalahan tersebut juga menjadi permasalahan nasional mereka," paparnya.
Suhardi melanjutkan, Indonesia akan bekerja sama dengan sejumlah negara mengenai masalah ini.?
"Jadi, ideologi kan ada. Kita masih menanti progress-nya, bagaimana setelah diumumkan oleh Donald Trump, Presiden Amerika Serikat, kita juga akan mengikuti. Kita akan kerja sama terus dengan kementerian terkait termasuk, perwakilan Indonesia di luar negeri, di perbatasan Suriah, Irak," katanya.
Baca Juga: Ini Sosok Pemimpin Baru ISIS yang Gantikan Abu Bakr al-Baghdadi
BNPT, kata dia, akan mengirim tim ke Irak dan Suriah untuk memantau perkembangan situasi terkini.
"Kita akan kerja sama, kita akan kirim tim untuk meniai situasi terakhir bagaimana. Ini berhadapan dengan ideologi, jadi kita tidak boleh lengah sama sekali, mereduksi kalau bisa tanpa perlu ribut-ribut, bagaimana mentralisir itu semua dan bagaimana treatment yang pas," imbuh Suhardi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto