Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Buzzer Rusia Mau Ikut Campur Pemilu Afrika, Raksasa Medsos Amerika Serikat Murka?

        Buzzer Rusia Mau Ikut Campur Pemilu Afrika, Raksasa Medsos Amerika Serikat Murka? Kredit Foto: Reuters/Dado Ruvic
        Warta Ekonomi, Surakarta -

        Facebook telah menangguhkan 3 jaringan akun Rusia yang mau ikut campur dalam politik delapan negara Afrika dan berkaitan dengan pengusaha Rusia yang diduga mencampuri pemilu Amerika Serikat (AS) sebelumnya.

        Kampanye jaringan Rusia itu melibatkan 200 akun palsu dan kompromi untuk menargetkan pengguna di Madagaskar, Republik Afrika Tengah, Mozambik, Republik Demokratik Kongo, Pantai Gading, Kamerun, Sudan, dan Libya.

        "Akun-akun itu menghimpunkan lebih dari 1 juta pengikut," kata Facebook, dikutip dari Reuters, Kamis (31/10/2019).

        Baca Juga: Skandal Cambridge Analytica, Facebook Siap Bayar Denda

        Seluruh jaringan itu terhubung ke entitas yang terkait dengan pemodal Rusia, Yevgeniy Prigozhin, seorang konglomerat perusahaan katering yang didakwa oleh Jaksa Penuntut Khusus Amerika Serikat, Robert Mueller. Yevgeniy dituding memengaruhi pemilihan umum di Amerika Serikat melalui kampanye terselubung di media sosial.

        Yevgeniy tak segera menanggapi permintaan berkomentar soal tuduhan terbaru Facebook. "Sebelumnya, ia membantah melakukan kesalahan," kata perusahaan.

        Di beberapa negara Afrika, jaringan yang dikelola Rusia bekerja dengan warga setempat untuk menyamarkan asal usul mereka dan menargetkan pengguna internet dengan sistematika terstruktur, kata Kepala Kebijakan Keamanan Siber Facebook, Nathaniel Gleicher.

        "Ada semacam gabungan kekuatan, jika Anda mau, antara pelaku lokal (Amerika Serikat) dan aktor dari Rusia," papar Nathaniel.

        Facebook menolak menyebutkan identitas orang atau organisasi lokal yang terlibat dengan akun tersebut. Namun, para peneliti di Universitas Stanford yang turut berpartisipasi dalam penyelidikan Facebook mengatakan Grup Wagner, perusahaan kontraktor militer, punya andil dalam perisitiwa itu.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Tanayastri Dini Isna
        Editor: Tanayastri Dini Isna

        Bagikan Artikel: