Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Demi Hidup Sehat, Konsumen Indonesia Ingin Kurangi Pemakaian Plastik

        Demi Hidup Sehat, Konsumen Indonesia Ingin Kurangi Pemakaian Plastik Kredit Foto: Tetra Pak
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Banyaknya sampah plastik di lingkungan sekitar diyakini telah berdampak pada kesehatan. Sebanyak 86% konsumen menganggap pentingnya gaya hidup sehat, 80% konsumen setuju untuk hidup dengan dampak lingkungan yang minimal, dan 45% konsumen berkeinginan untuk mengurangi pemakaian plastik.

        Demikian terungkap dari Tetra Pak Index 2019 dengan tema The Convergence of Health & Environment. Survei global tahunan ini dilakukan Tetra Pak, perusahaan global pada pemrosesan dan pengemasan makanan dan minuman, yang diumumkan oleh Tetra Pak Indonesia, baru-baru ini.

        Survei sendiri dilakukan di lima negara, yaitu Amerika Serikat, Inggris, Arab Saudi, Brazil, dan Indonesia dengan kolaborasi bersama Ipsos yang mengambil 1.000 responden di masing-masing negara. Di Indonesia, mayoritas responden terkonsentrasi pada kawasan padat penduduk, khususnya Jawa.

        Baca Juga:?Tangani Isu Sampah, Ini yang Dilakukan Akademisi UI

        Adapun beberapa temuan penting antara lain, secara umum, Tetra Pak Index 2019 menemukan bahwa konsumen saat ini telah memahami kesehatan pribadi konsumen dan kelestarian lingkungan saling terhubung satu sama lain.

        Soeprapto Tan, Managing Director Ipsos Indonesia, menjelaskan, karakteristik unik budaya Indonesia, yaitu Bhinneka Tunggal Ika merupakan salah satu latar belakang mengapa survei global ini memilih Indonesia sebagai salah satu negara kunci. Adapun secara aspek kesehatan, Indonesia menempati satu dari lima negara penderita diabetes tertinggi.

        "Sedangkan secara lingkungan, permasalahan sampah plastik juga telah menjadi sorotan internasional," ungkap Soeprapto.

        Michael Wu, Managing Director Tetra Pak Malaysia, Singapura, Filiphina, dan Indonesia, menambahkan, secara global laporan Tetra Pak Index 2019 memperlihatkan bahwa industri makanan minuman adalah salah satu industri pertama yang melihat adanya konvergensi antara kesehatan dan lingkungan.

        Hal ini memberikan peluang baru bagi industri makanan minuman untuk menciptakan hubungan personal dengan konsumen dan mengatasi kedua hal ini pada saat yang sama.

        "Diharapkan peluncuran Tetra Pak Index 2019 dapat menjadi referensi bagi para pelaku industri makanan minuman Indonesia untuk memenangkan tren konvergensi kesehatan dan lingkungan di masa depan," ujar Michael.

        Melalui Tetra Pak Index 2019 The Convergence of Health & Environment Indonesia, perusahaan telah memaparkan beberapa referensi gaya hidup yang bermanfaat untuk menjaga kesehatan pribadi sekaligus menjaga kelestarian lingkungan, seperti 82% konsumen Indonesia setuju bahwa akan terjadi kerusakan lingkungan dan dapat ditangani jika kita segera mengubah kebiasaan ada saat ini.

        Ada kesadaran dan ambisi konsumen yang tinggi untuk menjadi sehat sekaligus melindungi lingkungan, di mana 86% konsumen menganggap penting gaya hidup sehat dan 80% konsumen setuju untuk hidup dengan dampak lingkungan yang minimal.

        Perilaku daur ulang di Indonesia belum banyak diterapkan, hanya 42% konsumen Indonesia yang mendaur ulang produk yang telah dipakai. Dan 45% konsumen berkeinginan untuk mengurangi pembelian dan pemakaian plastik.

        Sementara itu, Gabrielle Angriani, Communication Manager Tetra Pak Malaysia, Singapura, Filiphine, dan Indonesia, mengalaborasi, terkait preferensi produk-produk makanan dan minuman di Indonesia saat ini, berdasarkan survei, rasa tanggung jawab individu terhadap lingkungan dan kesehatan di Indonesia termasuk tinggi.

        Sebanyak 84% konsumen merasa dirinya bertanggung jawab atas kesehatan lingkungan dan sebanyak 83% merasa bertanggung jawab atas kesehatan pribadi.

        Berdasar survei, di Indonesia terdapat lima karakteristik makanan minuman yang dapat menjawab kebutuhan kesehatan konsumen dan kesehatan lingkungan, yakni bahan-bahan alami (65%), tanpa bahan pengawet (55%), organik (54%), kemasan yang dapat didaur ulang (44%), dan kemasan yang bisa digunakan/diisi kembali (37%).

        Tidak hanya berdiskusi mengenai produk-produk makanan minuman yang baik bagi kesehatan pribadi dan kelestarian lingkungan, Tetra Pak Index 2019 juga menekankan pentingnya peran aspek kemasan di setiap aktivitas konsumsi masyarakat. Karena itu pemilihan kemasan sebaiknya memerhatikan pemanfaatan sumber daya alam secara bertanggung jawab dan memastikan daur ulang pascakonsumsi dilakukan secara tepat.

        Baca Juga: Iuran BPJS Kesehatan Rp42 Ribu Bisa Cuci Darah Seumur Hidup

        Tetra Pak Indonesia juga baru saja meluncurkan laporan keberlanjutan pada Agustus tahun ini dengan beberapa pencapaian daur ulang di 2018 dengan menambah nilai investasi untuk peningkatan kapasitas hingga 1.500 ton per bulan dan mencapai tingkat daur ulang sebesar 21,2% (10.338 ton) sekaligus meningkatkan fasilitas pemilahan mitra pengumpul.

        Di tahun ini, guna menjawab tantangan eksosistem daur ulang di Indonesia, khususnya pada pengelolaan sampah produk karton kemasan minuman, pada tahun ini Tetra Pak Indonesia telah menambah mitra pengumpul baru yang bertanggung-jawab untuk wilayah Bali, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jabodetabek, sehingga kenaikan tingkat daur ulang diharapkan mencapai 22,5%.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Agus Aryanto
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: