Ketua Wadah Pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (WP KPK) Yudi Purnomo Harahap menegaskan tidak ada rekayasa dalam kasus penyerangan terhadap penyidik KPK Novel Baswedan.
Baca Juga: Dana Desa Fiktif, KPK Ngaku Pernah Lakukan Kajian
"Di tengah upaya dorongan dari masyarakat, tokoh nasional, tokoh agama dan mahasiswa agar kasus Bang Novel terungkap kita bisa melihat ada upaya-upaya untuk menyerang karakter Bang Novel sebagai penyidik KPK di mana menyatakan bahwa kasus Bang Novel itu rekayasa," kata Yudi di gedung KPK, Jakarta, Rabu.
Lebih lanjut, ia pun memberikan alasan bahwa kasus penyerangan terhadap Novel itu bukan rekayasa.
"Kasus ini sudah berjalan 2 tahun lebih 939 hari dan belum tertangkap pelakunya," kata dia.
Alasan lainnya, kata dia, bahwa sudah banyak tim terlibat untuk mengungkap kasus penyerangan Novel.
"Juga sudah banyak tim yang turun mulai dari tim yang terdiri dari penyidik Polda kemudian Komnas HAM juga sudah turun, Ombudsman juga sudah turun, Koalisi Masyarakat Sipil juga sudah turun. Bahkan tim teknis (bentukan Polri) juga sudah turun yang merupakan rekomendasi dari tim pencari fakta gabungan yang terdiri dari para pakar juga belum tertangkap pelakunya," kata dia.
Oleh karena itu, kata dia, pernyataan soal rekayasa tersebut merupakan pembunuhan karakter terhadap Novel.
"Saya pikir orang-orang ataupun mereka yang ada di dunia maya yang ingin mengubah yang ingin membunuh karakter yang ingin membuat distorsi pada publik bahwa kasus ini rekayasa saya minta untuk dihentikan dan stop apalagi Bapak Presiden juga sudah menegaskan bahwa awal Desember nanti kasus Bang Novel harus terungkap," kata Yudi.
Sebelumnya, beredar video di dunia maya yang memperlihatkan kondisi mata Novel baik-baik saja. Video tersebut diambil saat Novel berada di Singapura pada 2017 untuk menjalani perawatan pasca peristiwa penyiram air keras terhadap kedua matanya.
Novel pun telah mengklarifikasi soal beredarnya video tersebut. Video tersebut, kata dia, diambil saat matanya belum dioperasi "osteo-odonto-keratoprosthesis" (OOKP) oleh dokter di Singapura.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: