Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Meski Enggan Bergantung ke Amerika, Raksasa China Ini Masih Butuh Google, Karena . . . .

        Meski Enggan Bergantung ke Amerika, Raksasa China Ini Masih Butuh Google, Karena . . . . Kredit Foto: Reuters/Charles Platiau
        Warta Ekonomi, Surakarta -

        Meskipun berkata tak membutuhkan pasokan Amerika Serikat (AS) untuk menjaga performa bisnisnya, Huawei mengaku masih ingin bekerja sama dengan salah satu perusahaan AS. Kira-kira siapa ya?

        Menurut Pendiri dan CEO Huawei, Ren Zhengfei, perusahaannya masih membeli beberapa komponen dari AS melalui pabrikan lepas pantai milik perusahaan Negeri Paman Sam. Namun, bukan perusahaan komponen teknologi saja yang penting untuk Huawei, melainkan juga perangkat lunak milik Google.

        Sebab, kesediaan sistem operasi Android memengaruhi penjualan ponsel pintar Huawei di pasar internasional. "(Absennya Android) tak jadi masalah di China, tapi jadi masalah untuk penjualan di luar negara asal mereka," tulis laman Phone Arena, dikutip Kamis (7/11/2019).

        Baca Juga: Masih Dimusuhi, Bos Huawei Kasih Komentar Nyelekit Soal Tekanan Amerika!

        Tak ada solusi yang memungkinkan Huawei melisensikan Android Google dengan layanan yang mencakup Play Store, Search, Maps, Gmail, Youtube, dan sebagainya. Bila tak segera diatasi, pengiriman pabrikan China itu berisiko mendingin.?

        Sekadar informasi, Pmpenempatan Huawei ke dalam Daftar Entitas Departemen Perdagangan AS mencegahnya berbisnis dengan rantai pasokannya yang berbasis di AS, termasuk Google. Pembatasan bisnis itu bertujuan memberikan pukulan telak bagi produsen China yang bertumbuh cepat itu.

        Daftar Hitam memang berdampak terhadap pasar internasional Huawei, seperti di Eropa. Akan tetapi, hal positif justru terjadi di pasar domestik perusahaan dengan peningkatan pengiriman ponsel pintar hingga 66% dibanding tahun lalu. Itu membuat pangsa pasarnya melonjak menjadi 42,4%.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Tanayastri Dini Isna
        Editor: Tanayastri Dini Isna

        Bagikan Artikel: