Guna memperluas bisnis di Indonesia, PT Idemitsu Lube Techno Indonesia (ILTI) meresmikan operasional pabrik pelumas kedua di Kawasan Industri Cikarang, Jawa Barat, Kamis (7/11/2019).
Nilai investasi pabrik Cikarang tersebut mencapai US$52 juta atau lebih besar ketimbang pabrik pertama di Karawang, Jawa Barat yang menghabiskan investasi sebesar? US$18 juta.
Pabrik baru di atas lahan seluas 8 hektare tersebut bakal memproduksi produk pelumas sebanyak 65.000 kiloliter (KL) per tahun untuk kebutuhan otomotif maupun sektor industri. Sedangkan pabrik di Karawang menghasilkan 50.000 KL per tahun. Jadi, total kapasitas produksi pelumas dari Idemitsu di Indonesia mencapai 115.000 KL per tahun.
Baca Juga: Dunlop Bangun Pabrik Ban Pesawat Senilai Rp1 Triliun di Karawang
Presiden Direktur PT ILTI dan PT Idemitsu Lube Indonesia Toshiki Ikeda menjelaskan alasannya membangun pabrik kedua di Cikarang, yaitu karena pertumbuhan ekonomi di Indonesia cukup stabil.
"Ekonomi Indonesia mampu tumbuh di tengah keadaan saat ini, sehingga perusahaan percaya bisnis di Indonesia akan bertumbuh bagus. Ini juga menjadi alasan kapasitas produksi ditambah di pabrik baru ini," kata Ikeda.
Ikeda menyampaikan, pihaknya akan memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor. "Tetapi kami masih terkonsentrasi untuk pasar di Indonesia, 92% sampai 93%. Sedangkan sisanya 7% sampai 8% akan dipasarkan ke luar negeri," sebutnya.
Beberapa negara tujuan distribusi pelumas Idematsu, antara lain ke Asia Tenggara, Australia, Timur Tengah, dan Rusia. Adapun komposisi target pasarnya, yakni 70% ke pabrikan atau industri otomotif dan 30% untuk purnajual.
Sementara itu, Direktur Jenderal (Dirjen) Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Kementerian Perindustrian, Muhammad Khayam menambahkan, industri pelumas di dalam negeri terus menunjukkan geliat positif, yang dibuktikan melalui penambahan penanaman modal pada sektor tersebut.
Baca Juga: Perusahaan Jerman Mau Kembangkan Industri CPO Buat Penuhi Kebutuhan Pelumas
"Di tengah perlambatan ekonomi dunia, masih ada sejumlah investasi dan ekspansi sektor industri di Indonesia. Apalagi, pemerintah sedang gencar memacu investasi, khususnya sektor industri yang menghasilkan produk substitusi impor," ujarnya.
Khayam menilai industri pelumas mampu memberikan kontribusi yang cukup signifikan bagi perekonomian. Hal ini tercemin dari pembukuan ekspor pelumas yang menyentuh angka US$147,56 juta pada semester pertama 2019.
"Penambahan pabrik ini diharapkan mampu menghasilkan produk berinovasi tinggi, sekaligus meningkatkan pertumbuhan industri, khususnya industri pelumas dan dapat memberikan kontribusi yang nyata bagi perekonomian nasional, serta menyerap tenaga kerja lebih banyak," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: