Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Hanya Rp4,6 Juta Bisa Cari Jodoh Lewat DNA, Ini Ceritanya

        Hanya Rp4,6 Juta Bisa Cari Jodoh Lewat DNA, Ini Ceritanya Kredit Foto: SCMP
        Warta Ekonomi, Tokyo -

        Lupakan Tinder dan aplikasi dating online lainnya. Jepang punya cara unik untuk menjodohkan Anda dengan pasangan impian. Seperti kisah yang dialami oleh Ayumi Miyazaki, 37 tahun.

        Setelah bertahun-tahun mencari pasangan hidup melalui aplikasi dating online, arsitek asal Kawasaki, Jepang itu akhirnya menemukan pria impiannya dengan cara yang tak terduga.

        Pada 2017 lalu, Ayumi Miyazaki memutuskan untuk mempercayakan masalah cintanya kepada para ilmuwan melalui program Gene Partner Japan. Program ini memungkinkan para peserta untuk menemukan 'jodoh' melalui proses pencocokan DNA atau genetik.

        Baca Juga: Platfrom Biro Jodoh Asal Rusia Mau Kalahkan Tinder

        Proses perjodohan DNA ini pun terbilang sederhana. Media yang digunakan adalah air liur. Melalui media tersebut, para ilmuwan dapat melihat DNA Ayumi secara menyeluruh, lalu mencocokkan dengan pria yang memiliki DNA yang tepat dengan dirinya.

        Untuk melakukan tes ini, Ayumi hanya perlu merogoh kocek senilai 36.000 yen atau setara dengan Rp4,6 juta. Menarik bukan?

        Hasilnya pun sangat luar biasa, dua tahun setelah melewati proses pencocokan DNA tersebut, Ayumi Miyazaki dan kekasihnya Shun Orihara resmi bertunangan. Mereka kini menetap bersama di Yokohama.

        "Gene Partnee mengenalkan ku kepada dua orang pria. Namun berdasar hasil DNA mereka, hanya ada satu orang yang cocok dengan ku. Orang itu sekarang sudah menjadi tunangan ku," tutur Ayumi Miyazaki seperti dikutip dari SCMP, Senin (11/10/2019).

        Dalam beberapa tahun terakhir, penjualan alat dan paket tes DNA memang tengah melonjak tinggi di Jepang. Tidak hanya itu, program ini juga mulai digandrungi di sejumlah negara lain di Asia, termasuk Singapura.

        Meskipun tidak ada angka pasti untuk menunjukkan ukuran pasar perjodohan DNA, tahun lalu industri DNA Matchmaking di Asia-Pasifik sudah bernilai USD1,32 miliar, dan diproyeksikan mencapai USD2,48 miliar pada 2024.

        Sebagian besar perusahaan menggunakan metode yang sama untuk menguji DNA seseorang. Gene Partner Japan yang merupakan franchise dari Gene Partner Swiss mengklaim menganalisa perbedaan antigen leukosit manusia atau disebut dengan istilah HLA Genes.

        Menurut penuturan Chieko Date selaku CEO of Gene Partner Japan, semakin besar jarak genetik antara molekul HLA proa dan wanita, maka akan semakin besar pula ketertarikan mereka satu sama lain.

        "Ada lebih 1.000 tipe HLA," kata Date sembari menjelaskan bahwa selain faktor genetik, penampilan, hobi, dan minat, faktor kompatibilitas dan keseburan juga menjadi pertimbangan utama.

        Sejak diluncurkan pada 2015 lalu, Date mengaku berhasil menjodohkan 18 pasangan di Jepang. Para klien yang tertarik untuk mengikuti program ini harus merogoh kocek senilai Rp2,5 juta per tes.

        "Misi kami adalah menciptakan hubungan rumah tangga yang awet dan langgeng," kata Date.

        Menurut penuturan Kiyotaka Sugihara, CEO dari sebuah perusahaan yang juga menawarkan jasa perjodohan DNA, beberapa faktor non-DNA juga menjadi sangat penting dalam meningkatkan ketertarikan seseorang.

        "DNA testing itu berdasarkan biological, tapi kecocokan pasangan juga dipengaeuhi kapabilitas mereka dalam bersosial. Tapi tetap saja cara ini sangat ampuh untuk membantu seseorang memilih siapa yang akan mereka nikahi," tutur Kiyotaka.

        "Banyak orang yang menggunakan perjodohan DNA karena ingin menemukn soulmatenya," tukasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: